Liga Indonesia

Torehkan Rekor Buruk, Arema FC Buka Opsi Perombakan di Lini Pertahanan

Sabtu, 14 Desember 2019 15:44 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© INDOSPORT
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, membuka opsi perombakan besar di lini pertahanan menyusul rekor kebobolan terburuk kedua di Liga 1 2019. Copyright: © INDOSPORT
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, membuka opsi perombakan besar di lini pertahanan menyusul rekor kebobolan terburuk kedua di Liga 1 2019.

FOOTBALL265.COM - General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, membuka opsi perombakan besar di lini pertahanan musim depan, setelah menorehkan rekor tingkat kebobolan terburuk kedua di Liga 1 2019.

Tim Singo Edan musim ini memang mencatat rekor berbanding terbalik. Meski sangat produktif di lini serang, namun sektor pertahanan Arema FC juga rapuh tak terbentuk melalui sejumlah kekalahan telak.

"Evaluasi di sektor mana saja? Saya pikir Anda (media) juga bisa melihatnya lewat posisi tim di klasemen," bilang Ruddy Widodo.

"Musim ini, kami mempunyai lini serang yang produktif dan juga tingkat kebobolan cukup tinggi," sambung pengusaha kelahiran Madiun tersebut.

Peremajaan skuat dengan mengisi barisan defender berusia muda pun mengemuka. Artinya, sejumlah bek senior juga harus bersiap untuk masuk ke dalam daftar pencoretan pemain.

Terlebih, beberapa nama pemain juga sudah memasuki usia senja untuk ukuran pesepak bola profesional. Lini pertahanan Arema FC saat ini dihuni dua pemain senior, yakni Hamka Hamzah (35 tahun) dan Rachmat Latief (31). Ada pula Arthur Cunha (29) dan Ikhfanul Alam (27) yang mendekati usia 30 tahun.

"Kami tunggu rapor yang disusun tim pelatih dulu bagaimana. Soal siapa saja dan berapa persen pemain yang bertahan, dilihat saja dari rapor tadi," ungkap dia.

Lini serang yang digawangi Makan Konate dkk musim ini tampil sangat trengginas melalui catatan produktivitas tertinggi di Liga 1 2019 dengan 56 gol. Sebaliknya, sektor pertahanan Arema FC menjadi yang terburuk kedua dengan 57 gol, setelah 59 gol milik Perseru Badak Lampung.