FOOTBALL265.COM - Berikut profil singkat klub Jepang Cerezo Osaka, La Masia benua Asia yang memproduksi Takumi Minamino serta para bintang sepak bola top dunia lainnya.
Cerezo Osaka sendiri merupakan salah satu tim sepak bola Jepang yang berasal dari kota Osaka, dan saat ini bermain di J League 1 atau kasta teratas Liga Jepang.
Sepanjang sejarah terbentuknya klub pada tahun 1957 silam, tim berjuluk Sakura tersebut berhasil meraih beberapa gelar juara baik di tingkat domestik.
Di antaranya empat kali juara Piala Liga Jepang, serta masing-masing satu kali menjuarai ajang Japanese Super Cup serta J.League Cup pada musim 2017 hingga 2018 kemarin.
Secara statistik jika dibandingkan dengan beberapa tim besar Jepang lain seperti Kashima Antlers ataupun Urawa Red Diamonds, raihan prestasi dan gelar yang dimiliki Cerezo Osaka jelas belum seberapa.
The Sakura bahkan belum pernah menjuarai ajang internasional seperti Liga Champions Asia dan Piala AFC. Musim ini pun Cerezo Osaka cuma mengakhiri kompetisi Liga 1 Jepang di peringkat kelima dengan 59 angka, berselisih 11 poin dari Yokohama F. Marinos sebagai kampiun.
Walau dari segi gelar juara Cerezo Osaka masih tertinggal jauh dari tim-tim papan atas Jepang lainnya, namun klub yang bermarkas di Yanmar Stadium Nagai ini punya catatan serta prestasi lain yang lebih bisa dibanggakan.
Cerezo Osaka yang biasa-biasa saja di Liga Jepang ternyata rajin mencetak pemain bintang dan laris manis di pasaran Liga Eropa, bahkan tradisi tersebut masih terus berlanjut hingga musim 2019 sekarang.
Produk teranyar yang berhasil mereka lahirkan adalah Takumi Minamino. Gelandang serang berusia 24 tahun tersebut kini menjadi pembicaraan hangat setelah juara Liga Champions 2018/19, Liverpool, berniat memboyongnya.
Disebutkan jika Liverpool rela mengeluarkan dana transfer sebesar 7,25 juta pounds untuk memboyong Minamino ke Anfield pada bulan Januari 2020 mendatang.
Karier Takumi Minamino sendiri di Liga Austria bersama Red Bull Salzburg sendiri terbilang sangat impresif, di mana dirinya sukses memberikan lima gelar liga secara beruntun sejak musim 2014/15 hingga 2018/19.
Takumi Minamino sendiri merupakan pemain didikan dari tim akademi Cerezo Osaka. Dia berhasil menembus tim utama pada 2012 dan bertahan hingga musim 2014.
Selama dua tahun memperkuat Cerezo Osaka, Takumi Minamino berhasil mencetak tujuh gol dalam 62 penampilan dan membuat Red Bull Salzburg kepincut tahun 2015 silam.
Jauh sebelum sinar Takumi Minamino meramaikan media sepak bola dunia, Cerezo Osaka sejatinya telah sering melahirkan bakat muda dan berhasil menjadi bintang di kancah Eropa.
Sebut saja mantan bintang Manchester United, Shinji Kagawa, yang memulai karier sepak bola pertamanya dengan berseragam Cerezo Osaka tahun 2006.
Empat tahun memperkuat The Sakura, pemain yang kini telah berusia 31 tahun tersebut langsung dipinang klub besar Jerman, Borussia Dortmund dan berhasil memberikan berbagai gelar untuk Die Borussen.
Sebut saja dua gelar Bundesliga serta dua trofi DFB-Pokal pernah ia rasakan bersama Borussia Dortmund. Total dalam 148 penampilannya di Jerman, Shinji Kagawa berhasil mencetak 41 gol.
Selain Shinji Kagawa dan Takumi Minamino, ada satu lagi pemain didikan Cerezo Osaka yang tampil bersinar di Eropa bahkan menjadi ikon sepak bola Jepang.
Adalah Hiroshi Kiyotake. Pemain kelahiran Oita tersebut memang bukan produk asli akademi Cerezo Osaka namun dirinya pernah dua musim memperkuat Cerezo dan bisa dibilang saat bergabung dengan Cerezo lah karirnya menjadi melejit.
Terbukti selepas memberikan gelar J.League Cup, Emperor Cup dan Japanese Super Cup tahun 2018 silam untuk Cerezo, klub 1. FC Nürnberg langsung memboyongnya ke Liga Jerman.
Bukan sekadar mampir, Hiroshi Kiyotake berhasil menjadi pemain vital bahkan mampu bertahan hingga empat musim di Liga Jerman.
Kini dengan termakan usia, Hiroshi Kiyotake yang telah menyentuh kepala tiga memutuskan kembali ke Jepang dan bergabung dengan tim yang membesarkan namanya, Cerezo Osaka.
Diketahui jika saat ini Cerezo Osaka memiliki tim U-23 dan tampil reguler di Liga 3 Jepang. Mereka juga menjaring bakat muda ASEAN untuk dilatih bersama tim junior mereka, sebut saja Tawan Khotrsupho dan Phongrawit Jantawong asal Thailand.
Memiliki program pembinaan pemain muda yang profesional bukan tidak mungkin jika Cerezo Osaka akan kembali melahirkan beberapa pemain bintang lainnya di masa depan dan mungkin saja bintang tersebut berasal dari negara ASEAN.
Jika di Eropa ada La Masia milik Barcelona yang selalu melahirkan pemain muda berbakat, maka di Asia ada Cerezo Osaka sebagai tim biasa-biasa saja namun punya kebiasaan memproduksi bintang sepak bola dunia.