INDOSPORT. COM - Saddil Ramdani sepertinya akan diterpa gambling antara untung dan rugi apabila mentas di Liga Belgia.
Nama Saddil Ramdani belakangan sedang mencuri perhatian pecinta sepak bola Tanah Air. Terutama soal masa depan karier Saddil Ramdani yang hingga kini belum jua memiliki klub baru, pasca meninggalkan Kedah FA.
Saddil sebelumnya santer dikabarkan bakal menyusul Kurniawan Dwi Yulianto yang baru saja ditunjuk jadi pelatih klub Malaysia, Sabah FA. Namun kelanjutan isu menyebut, Saddil batal gabung Sabah FA dan ingin merantau ke Eropa.
Seperti yang tertera dalam unggahan akun Twitter Indostransfer pada Sabtu (21/12/19) siang. Indostransfer menuliskan bahwa Saddil akan mentas di level sepak bola Benua Biru, dan kemungkinan besar adalah Liga Belgia.
Terdengar menggiurkan memang apabila Saddil benar sampai berhasil gabung salah satu klub Liga Belgia. Wajar saja, Liga Belgia diyakini punya level permainan satu tingkat di atas sepak bola Asia.
Apalagi kalau klub yang dibela Saddil nantinya bermain di kasta tertinggi Liga Belgia, keuntungan besar jelas begitu menunggunya. Seperti yang kita ketahui bersama, kasta tertinggi Liga Belgia dihuni oleh klub top Eropa langganan Liga Champions ataupun Liga Europa, seperti RSC Anderlecht, Club Brugge, KRC Genk, dan Standard Liege.
Sejumlah pemain hebat pun diketahui menghiasi Liga Belgia 2019/20. Sebut saja Simon Mignolet, Steven Defour, Kevin Mirallas, Ritchie De Laet, mereka merupakan jebolan klub-klub top Liga Inggris yang musim ini bermain di Liga Belgia.
Bila Saddil berjumpa dengan lawan-lawan dengan reputasi dan kemampuan hebat, ini jelas akan memberikan dampak baik bagi perkembangan kariernya. Kemampuan Saddil bakal meningkat, dan niscaya berguna bagi Timnas Indonesia.
Lihat saja yang dialami bintang Korea Selatan, Son Heung-min. Setelah mendapat pengalaman di Eropa, khususnya sekarang bersama Tottenham Hotspur, Son Heung-min berhasil mengantarkan negaranya, Korea Selatan, bersaing di Piala Dunia 2018, dan menjadi pemain kunci.
Potensi Kerugian
Namun ceritanya mungkin akan berbeda jika Saddil tak mampu menembus skuat utama dari tim Liga Belgia. Kalau gagal bersaing, potensi kerugian justru akan menimpa Saddil.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada skill yang dipunyai Saddil, Liga Belgia memanglah diisi oleh para pemain dengan kualitas olah bola mumpuni. Gabung ke klub kasta tertinggi Liga Belgia, berpotensi akan menyulitkan Saddil mendapatkan menit bermain.
Andai sampai terjadi, Saddil kemungkinan besar hanya akan dimainkan di tim kedua saja. Bahkan bukan mustahil pula Saddil bakal sama sekali tak mendapatkan kesempatan, dan terbuang lagi ke Indonesia.
Lihat saja kisah yang dialami pemain Indonesia lainnya, Firza Andika. Sempat bergabung dengan klub kasta bawah Liga Belgia, AFC Tubize pada Januari 2019, Firza langsung terdepak dan pulang ke Indonesia lagi tujuh bulan setelahnya.
Contoh lainnya ada penyerang Timnas Vietnam, Nguyen Cong Phuong. Bomber yang sudah mencatatkan 32 caps di Timnas Vietnam, sejak 5 Juli 2019 lalu diketahui bergabung klub kasta tertinggi Liga Belgia, Sint-Truidense VV.
Gabung dengan status pinjaman, Nguyen Cong Phuong justru kesulitan mendapatkan menit bermain. Berdasarkan data dari Transfermarkt, Nguyen Cong Phuong selama kurang lebih lima bulan di Belgia, baru lima kali bermain dan mencetak satu gol.