FOOTBALL265.COM - Gempa dan Tsunami Aceh 2004 meninggalkan kisah pilu berupa menghilangnya salah satu pesepak bola legendaris Persiraja Banda Aceh, Irwansyah.
Tepat hari ini 15 tahun lalu, gempa besar 9,3 skala Richter menguncang Aceh hingga menyebabkan bencana tsunami besar yang memporak-porandakan wilayah pesisir utara Pulau Sumatra tersebut.
Saking besarnya tsunami menerjang, tercatat hingga mencapai 280.000 lebih orang menjadi korban meninggal dan hilang, termasuk striker legendaris Persiraja Banda Aceh, Irwansyah. Hingga kini, jasadnya belum ditemukan.
Sebagai penyerang bernama besar di sepak bola nasional, hilangnya Irwansyah yang saat kejadian sedang berada di rumahnya di kawasan Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, tentu meninggalkan luka mendalam buat Persiraja dan publik sepak bola nasional secara keseluruhan.
Sebab selama karier sepak bolanya, Irwansyah bisa dibilang sebagai salah satu perspakbola terbaik yang pernah lahir dari Negeri Rencong itu.
Pria kelahiran Aceh 19 Mei 1975 tersebut mulai menarik perhatian sepak bola nasional sejak dirinya bermain di Liga Indonesia pertama, (1994/95). Di usia yang belum genap 20 tahun, Irwansyah mampu bersaing dalam deretan pencetak gol terbanyak.
Total 17 gol berhasil dicetak Irwansyah saat itu, membuat namanya bersaing dengan penyerang-penyerang ternama lainnya di Tanah Air.
Kualitas luar biasa Irwansyah sebagai penyerang juga terbukti saat dirinya bisa menjaga konsistensi di musim-musim berikutnya. Di Liga Indonesia II (1995/96), total 18 gol berhasil dicetaknya. Menyusul 13 lainnya berhasil dikemas di Liga Indonesia III (1996/97).
Meski tak bisa menghadirkan satupun gelar kepada klub tanah kelahirannya, Persiraja, karier cemerlang Irwansyah di Liga Indonesia berbuah panggilan timnas Indonesia.
Mulai dari seleksi tim SEA Games 1997, hingga ajang Kualifikasi Piala Dunia 1998 pernah menjadi ajang Irwansyah unjuk kemampuan di kancah Internasional.
Kualitas luar biasa Irwansyah di saat itu, bahkan membuat dirinya sempat mendapatkan tawaran dari klub-klub besar. Seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, hingga Semen Padang.
Namun, kesetiaannya terhadap Persiraja Banda Aceh terlalu besar sehingga membuatnya memilih bertahan. Irwansyah memperkuat klub tanah kelahirannya sampai ajal menjemput dalam Tsunami Aceh 24 Desember 2004.