FOOTBALL265.COM - Bhayangkara FC menutup Liga 1 2019 dengan menempati peringkat keempat. Hal itu cukup mengesankan, sebab The Guardian mengawali kompetisi dengan tak ideal, bahkan mengalami dua kali pergantian pelatih.
Di tahun 2019, Bhayangkara FC ditinggal Simon McMenemy yang memilih menjadi pelatih Timnas Indonesia, sehingga digangikan Alfredo Vera. Sayangnya, kiprah Alfredo tak apik sehingga dipecat jelang putaran kedua.
Hengkangnya Alfredo kemudian membuat Bhayangkara bergeliya mencari pelatih baru yang akhirnya diputuskan ke Paul Munster.
Berkaca dari situasi tersebut, manajer Bhayangkara FC, Sumardji menyatakan kejadian tersebut tak boleh terulang. Ia menilai hal itu menjadi penyebab buruknya penampilan tim, terlebih dalam hal pengembangan talenta muda.
"2020 saya evaluasi jangan terulang lagi kejadian di 2019 yang ganti pelatih. Tidak lazim buat saya karena ganti pelatih penyakit buat klub karena tak bisa melahirkan tim muda," katanya.
Selain itu, Sumardji menginginkan para pemain bekerja lebih keras dan tak main-main. Ia tak segan memarahi Adam Alis dan kawan-kawan jika terlihat loyo di dalam lapangan.
"Kemarin kalah lawan Persebaya saya habisin, makanya lawan Badak Lampung kami menang walau wasit kerjainnya luar biasa. Saya ngamuk-ngamuk mereka (pemain) biar sadar dan saling respek," tuturnya.
"Bhayangkara alergi buat main wasit dan dsb. Cukup saya yang sakit lihat kami dikerjain wasit kaya kemarin lawan Vietnam (saat mendampingi Timnas Indonesia U-23 di final SEA Games 2019," sambung Sumardji.