Sejarah Boxing Day: Bunga Perang dan Kado Sepak Bola Inggris
Lalu, apa yang membuat Boxing Day bisa identik dengan sepak bola Inggris?
Ada cerita menarik terkait Natal dan Boxing Day. Selain peristiwa pemberian kado di tanggal 26, magis Natal dan sepak bola ternyata juga dialiri dari peristiwa di Perang Dunia I.
Peristiwa itu terjadi di wilayah yang dikenal dengan No Man's Land. Perang Dunia I merupakan salah satu perang paling berdarah dalam sejarah umat manusia.
Perang tahun 1914-1918 itu juga dikenal dengan julukan perang parit. Istilah ini diambil dari taktik penggunaan parit sebagai basis pertahanan militer pada masa itu.
Daerah di antara dua parit inilah yang sering dikenal dengan No Man's Land alias tanah tak bertuan. Blok sekutu yang terdiri dari Rusia, Prancis, dan Inggris akan berhadap-hadapan dengan Blok Sentral yang terdiri dari Jerman, Austro-Hungaria, dan Italia.
Namun, di tengah-tengah panasnya perang, terjadi peristiwa ajaib yang unik dan menjadi legenda hingga saat ini. Peristiwa itu adalah Christmas Truce, yaitu gencatan senjata yang dilakukan secara spontan dari prajurit-prajurit sekutu dan Jerman di Western Front.
Di hari Natal yang jatuh pada 25 Desember, para tentara di masing-masing parit sepakat untuk menghentikan peperangan dan saling berdamai.
Banyak dari mereka yang saling bertukar coklat dan rokok serta bernyanyi-nyanyi bersama di hari Natal tersebut.
Crhistmas Truce sendiri tak hanya terjadi dalam satu tempat, melainkan menyebar ke tempat-tempat lain tanpa dikomando.
Di sejumlah daerah, Christmas Truce bisa berlangsung selama empat hari hingga sepekan (sampai tahun baru).
Dengan mengabaikan perintah dari para atasan, prajurit-prajurit ini lebih memilih untuk berdamai di hari Natal. Nah, salah satu kegiatan favorit yang dilakukan mereka tak lain adalah sepak bola.
Saat itu, sepak bola sudah dikenal luas di Eropa. Inggris merupakan salah satu negara yang paling fanatik dalam sepak bola sejak awal abad 20.
Mereka pun saling berbaur untuk sama-sama menendang bola. Pertandingan sendiri bukan digelar dalam laga 11 vs 11, melainkan bisa 50 vs 50!
Mereka pun menandai tiang gawang dengan helm. Tak ada perasaan curiga dan benci dalam permainan sepak bola di No Man's Land.
Sepak bola telah berhasil menjadi pemersatu bangsa, hingga saat ini. Atas dasar ini pulalah sepak bola dan Boxing Day mendapatkan makna terdalamnya.