FOOTBALL265.COM - Jika berbicara tentang penghargaan Suporter Terbaik 2019 di dunia olahraga Indonesia kita bisa menyebut Brigata Curva Sud (BCS) dengan melihat dukungan mereka pada PSS Sleman di Liga 1 2019.
Peran suporter memang tak pernah bisa dilepaskan dari sebuah klub, apalagi jika melihat atmosfer yang tentu akan langsung terasa merinding di stadion ketika menyaksikan pertandingan di berbagai kasta kompetisi sepak bola Indonesia.
Khusus untuk Liga 1 yang merupakan kasta tertinggi sepak bola Indonesia tentu akan sedikit lebih semarak dengan kehadiran PSS Sleman sebagai tim promosi di musim ini. Apalagi kalau bukan suporter PSS Sleman, yakni Brigata Curva Sud.
Jika melihat animo Brigata Curva Sud yang akrab disingkat BCS tentunya semua klub di Liga 1 ingin memiliki suporter yang mampu menciptakan dukungan kuat untuk tuan rumah dan meneror tim tamu dengan nyanyian menggema mereka sepanjang laga berjalan.
Yang tentunya banyak belum ketahui dari BCS ini mungkin adalah semboyan mereka yang sangat berbeda, yaitu 'No Leader Just Together'. Dengan kalimat tersebut, kelompok suporter ini mengaku tak punya pemimpin dan tak heran mereka tak mau disebutkan nama ketika memberi keterangan kepada awak media.
Brigata Curva Sud sendiri memang merupakan nama yang diambil dari bahasa Italia. Artinya adalah Brigade Tribun Selatan, di mana memang para suporter yang tergabung dalam BCS selalu memadati sudut tribun selatan Stadion Maguwoharjo kala PSS Sleman bermain.
Pada tahun 2019 ini, yang lebih spesial dari BCS, mereka beberapa kali menunjukkan sikap atau aksi kepada manajemen yang sedikit berbeda dari para suporter klub-klub di Liga 1.
Tak hanya aksi dukungan, kritikan juga tak jarang mereka lemparkan kepada manajemen PSS Sleman jika memang dirasa kurang pas dalam mengambil kebijakan. Itulah yang membuat INDOSPORT merasa BCS layak untuk penghargaan Suporter Terbaik 2019 ini.
BCS Dukung Seto Nurdiantoro, Hingga Bonus Uang untuk PSS Sleman
Di tengah maraknya para suporter klub yang cenderung menyerukan permintaan agar sang pelatih pergi ketika peforma tim menurun, BCS justru sangat mendukung Seto Nurdiantoro.
Aksi dukungan BCS kepada Seto Nurdiantoro itu pertama kali dilakukan saat PSS Sleman vs Barito Putera di laga lanjutan Liga 1 di Stadion Maguwoharjo pada akhir Juli 2019 lalu. Tidak hanya satu spanduk, tapi beberapa, semua ditujukan untuk memberi dukungan moral kepada Seto.
Beberapa spanduk dukungan terbentang hampir di setiap sudut tribun stadion. Tulisan seperti 'We Believe Coach', dan 'In Seto We Trust' hingga aksi koreografi oleh BCS bertuliskan 'SETO', jadi bentuk dukungan.
Meski di laga PSS vs Barito tersebut berakhir imbang, Seto Nurdiantoro tetap mendapat apresiasi berupa tepuk tangan dari para penonton. Bahkan dukungan dan terus menggema dari penonton saat Seto menuju bus yang membawa tim ke hotel.
"Saya mengucapkan beribu terima kasih. Jujur saya sangat terharu. Tidak ada kata yang bisa saya ucapkan untuk suporter. Mereka mencintai PSS Sleman dengan begitu besarnya," ucap Seto usai pertandingan kala itu.
Kesabaran BCS yang terus mendukung Seto karena dianggap berjasa mengantar PSS Sleman promosi dari Liga 2 ke Liga 1 akhirnya membuahkan hasil. Sempat terlempar dari 10 besar, kini PSS bertengger di urutan ke-6 klasemen sementara Liga 1 dengan hanya menyisakan 3 pertandingan lagi musim ini.
Tidak hanya memberi dukungan kepada Seto, BCS juga pernah sekali menyerahkan bonus berupa uang kepada segenap skuat PSS Sleman. Penyerahan bonus itu dilakukan secara resmi usai PSS vs Persela Lamongan di Stadion Maguwoharjo pada pertengahan Agustus kemarin.
Pemberian bonus kepada PSS Sleman ini sepenuhnya adalah inisiatif BCS karena skuat asuhan Seto Nurdiantoro saat itu berhasil meraih hasil positif di 3 laga tandang secara beruntun, sesuatu yang memang sulit didapat Super Elang Jawa kala bermain sebagai tim tamu di Liga 1 2019.
Bonus yang diberikan BCS itu sebesar Rp241,7 juta yang dialokasikan menjadi dua. Sebesar Rp200 juta untuk para pemain, staf pelatih dan ofisial PSS, sementara sisanya diberikan kepada akademi PSS Sleman.
BCS Rajin Kritik Manajemen PSS Sleman
Ada yang bilang kritikan lebih berarti dari pada sekadar pujian belaka, hal itu nampaknya terus coba dilakukan oleh BCS kepada manajemen PSS Sleman jika dirasa kurang cocok dalam mengambil kebijakan.
Bahkan kritikan BCS kepada manajemen PSS sudah mereka lakukan sejak klub berlaga di Piala Presiden 2019 lalu. Kelompok suporter tersebut mengancam memboikot seluruh pertandingan PSS di turnamen pra musim itu.
Sebelumnya, BCS memberikan delapan tuntutan kepada PT Putra Sleman Sembada (PSS) dan manajemen untuk adanya perbaikan dalam segala hal. Mulai program pembinaan dan akademi usia muda, mess untuk pemain, lapangan untuk berlatih, marketing dan bussines development.
Menghapus peran dan posisi ganda, memanfaatkan dan utamakan peran ofisial media, penyelenggaraan pertandingan yang profesional, dan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas di perusahaan. Jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka akan melakukan aksi boikot di setiap pertandingan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Benar saja, saat pertandingan perdana PSS Sleman di Piala Presiden 2019 menghadapi Madura United, hampir sebagian besar tribun Stadion Maguwoharjo tampak kosong. Bahkan saat itu terlihat pendukung tim tamu di tribun barat lebih banyak jumlahnya.
Hingga pada awal Maret 2019, aksi boikot itu membuahkan hasil dengan pertemuan kedua belah pihak antara perwakilan BCS dan Bupati Sleman, CEO PT Putra Sleman Sembada (PSS), jajaran direksi, hingga manajer PSS Sleman.
Tak hanya boikot jelang Liga 1 musim ini bergulir, BCS kembali melakukan aksi ogah memenuhi tribun Stadion Maguwoharjo pada laga menghadapi Borneo FC pada tanggal 20 November 2019 lalu. Boikot ini adalah buntut dari ditahannya anggota mereka, Yudhi Saputra (17 tahun) yang ditahan akibat penempelan poster berisi kritikan yang diduga ditujukan untuk mantan komisaris PT PSS.
Tapi pada laga kandang selanjutnya menghadapi Badak Lampung FC, BCS pun kembali memenuhi Stadion Maguwoharjo, Selasa (03/12/19) kemarin. Salah satu koordinator BCS, Zulfikar mengaku persoalan terkait penahanan anggotanya telah selesai usai menjalin kesepakatan dengan manajemen klub.
"Karena persoalan sudah selesai, maka sesuai komitmen kami, aksi boikot kami akhiri dan mendukung PSS berlaga," ucap Zulfikar kepada awak wartawan sesaat sebelum hari pertandingan menghadapi Badak Lampung FC.
Dari dukungan untuk Seto tetap menjadi pelatih kepala PSS Sleman di Liga 1, bonus kepada para pemain hingga terus mengawal manajemen sesuai jalur untuk mencapai PSS yang mandiri secara finansial, berbagai aksi BCS patut diancungi jempol dan diteladani.