FOOTBALL265.COM - Jose Mourinho selaku pelatih raksasa Liga Inggris, Tottenham Hotspur membandingkan timnya dengan Liverpool dan Manchester City. Apakah ini menandakan dirinya telah menyerah?

Pelatih berkebangsaan Portugal tersebut mengutarakan jika tidak mungkin Tottenham Hotspur bisa bersanding dengan Manchester City dan Liverpool berdasarkan pemain-pemain berkualitas.

Tak ayal, dirinya seolah-olah menyinggung pihak manajemen The Lilywhites untuk mendapat tambahan dana di bursa transfer nanti. Dengan harapan, uang ini bisa membuat Mourinho membangun dinasti baru di Liga Inggris musim ini.

"Lihat saja kenyataannya, kami tidak memiliki skuat seperti tim-tim saingan lain. Kemarin saya melihat deretan pemain seperti Raheem Sterling, Bernado Silva, Ilkay Gundogan, Nicolas Otamendi di bangku Manchester City,"

"Sementara Liverpool memiliki Joel Matip yang masih cedera, Dejan Lovren, Naby Keita, Fabinho. Saya bukannya iri, ini masihlah pekerjaan yang luar biasa, hanya saja untuk bisa melawan mereka itu urusan lain," ujar Mourinho dilansir Metro.

Meski tidak menjelaskan secara eksplisit, Mourinho tampak seolah menuding jika kegagalan Tottenham Hotspur di Liga Inggris musim ini karena kurangnya pemain untuk memperkuat skuatnya. Apalagi, dengan kabar dirinya akan kehilangan Christian Eriksen yang akan hengkang dan Harry Kane yang cedera.

Tak ayal Mourinho mencari cara agar bisa mendapat apa yang diinginkannya demi keberlangsungan Tottenham Hotspur di Liga Inggris musim ini. Pelatih berusia 56 tahun tersebut dikenal kerap percaya akan kualitas pemain berdasarkan harga yang mahal.

Sebagai contoh kala masih melatih Manchester United dan Chelsea, setidaknya Mourinho telah menghabiskan dana hingga 925 juta pondsterling (Rp16 triliun) di bursa transfer. Jumlah ini terbilang lebih tinggi kala Tottenham Hotspur diambil alih oleh Daniel Levy di tahun 2010.

Bukan tidak mungkin kini Mourinho akan melakukan hal yang sama selama menukangi Tottenham Hotspur. Mengingat persaingan ketat lawan Liverpool dan Manchester City di Liga Inggris bisa membuatnya gelap mata dan kembali lakukan pemborosan.