Bola Internasional

Pentingnya Peran Stadion Pendukung Demi Kelancaran Gelaran Piala Dunia U-20 2021

Senin, 20 Januari 2020 06:09 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Penampakan Stadion Manahan Solo yang hampir selesai. Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Penampakan Stadion Manahan Solo yang hampir selesai.

FOOTBALL265.COM - Indonesia dipastikan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Selain venue utama, Indonesia harus menyiapkan fasilitas pendukung yang mumpuni. 

Gelaran Piala Dunia U-20 2021 dipastikan akan digelar di Indonesia. Indonesia diumumkan sebagai tuan rumah pada FIFA Council meeting, 24 Oktober 2019 lalu di Shanghai, China. 

Kini Indonesia, khususnya PSSI dan pemerintah baik itu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, hingga Pemkot/Pemkab tengah disibukkan dengan masa persiapan. 

Persiapan utama tentu saja merenovasi stadion-stadion yang didaftarkan oleh PSSI saat mengajukan diri menjadi tuan rumah. 

Meskipun tak semua stadion yang diusulkan sebagai venue memerlukan renovasi yang besar. Contohnya Stadion Manahan yang memang sudah dijadwalkan untuk renovasi sebelum Indonesia diumumkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. 

Begitu juga dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno yang sudah menjalani renovasi besar sebelum Asian Games 2018. Tetapi bukan berarti tak banyak 'pekerjaan rumah' yang harus diselesaikan. 

Karena tak hanya harus menyiapkan venue utama, Indonesia harus menyiapkan fasilitas penunjang lainnya, terutama stadion pendukung yang digunakan untuk latihan. 

Pentingnya Stadion Pendukung

Peran stadion pendukung sangat penting dalam berlangsungnya turnamen besar sekelas Piala Dunia U-20. Stadion pendukung adalah lokasi bagi negara-negara peserta untuk melaksanakan latihan. 

Stadion pendukung juga harus memiliki kualitas lapangan yang sama dengan venue utama, agar pemain dapat beradaptasi dengan baik. 

Bila kualitas lapangan latihan kualitasnya tak sebagus venue utama, maka akan menyulitkan pemain beradaptasi dengan kondisi pertandingan. 

Bahkan hal lebih buruk yang dapat terjadi adalah pemain menderita cedera saat latihan karena kualitas lapangan latihan yang buruk. 

Selain berfungsi sebagai tempat latihan, stadion pendukung juga menjadi 'cadangan' venue utama yang dapat menggelar pertandingan. 

Pada matchday terakhir fase grup, pada umumnya pertandingan dilaksanakan bersamaan untuk menghindarkan dari 'main mata' yang menguntungkan tim tertentu. 

Oleh sebab itu stadion pendamping dengan kualitas yang tak jauh berbeda sangat dibutuhkan. Stadion pendamping juga berfungsi jika terjadi force majeure atau keadaan genting seperti banjir di venue utama. 

Kualitas vs Kuantitas 

Saat ini, beberapa Pemerintah Kota maupun Pemerintah Kabupaten sudah memulai pendataan stadion-stadion pendamping untuk Piala Dunia U-20 2021. 

Kabupaten Bekasi menyiapkan hingga 6 stadion pendamping untuk mendukung Stadion Wibawa Mukti sebagai venue utama.

Ke-6 stadion tersebut adalah Stadion Tambun Selatan, Stadion Pasir Tanjung, Stadion Cikarang Utara, Stadion Cikarang Barat, Stadion Telaga Asih, serta Stadion BJS Sukadanau sebagai alternatif. 

Sedangkan Kota Surakarta, menyiapkan lapangan Banyuanyar, Karangasem, Kota Barat, Stadion Sriwedari, dan Universitas Negeri Surakarta. 

Pemkot Surabaya juga kini sudah mempertimbangkan Stadion Gelora Delta Sidoarjo dan Gelora Joko Samudro sebagai stadion pendamping dari Stadion Gelora Bung Tomo

Jika melihat fakta yang ada, secara kuantitas atau jumlah, ada banyak sekali lapangan sepak bola maupun stadion yang tersebar di sekitar venue Piala Dunia U-20 2021. 

Namun dari segi kualitas, masih banyak sekali yang perlu diperbaiki. Contohnya untuk Stadion Tambun Selatan, kualitas lapangannya cukup buruk. 

Saat digunakan untuk Liga Pelajar pada 2019 lalu, ketika hujan lapangan sangat becek dan tergenang air sehingga pemain kesulitan menggiring bola. 

Saat ini, bisa dibilang hanya Stadion Utama Gelora Bung Karno yang paling siap. Selain memiliki Lapangan ABC Senayan yang penerangannya bagus sehingga bisa menggelar pertandingan malam hari, ada Stadion Madya yang sangat mumpuni dan dapat menggelar pertandingan. 

Lalu ada Stadion PTIK yang bisa menggelar laga Liga 1, juga ada Stadion GOR Soemantri sebagai alternatif. 

Belajar dari Pengalaman 

Kualitas lapangan atau stadion pendamping sangat penting, apalagi untuk sekelas Piala Dunia U-20 2021. Jangan sampai, apa yang terjadi pada Asian Games 2018 kembali terulang. 

Saat itu pelatih Vietnam, Park Hang-seo, mengkritik lapangan latihan yang ada di sekitar Stadion Wibawa Mukti yang menurutnya seperti sawah. 

Indonesia juga bisa melihat yang dilakukan Malaysia pada Piala Asia U-16 2018 lalu. Meskipun hanya menyiapkan lapangan di universitas, lapangan milik perusahaan, atau lapangan milik klub, tetapi kualitas rumputnya sama bagusnya dengan venue utama. 

Oleh sebab itu, Indonesia tak hanya harus fokus untuk merenovasi venue utama, tetapi juga harus memperhatikan kualitas stadion pendukung agar Piala Dunia U-20 2021 dapat berjalan tanpa hambatan.