FOOTBALL265.COM - Ferry Paulus berambisi kembali menghadirkan gelar juara untuk Persija Jakarta dengan tim bertabur bintang di Liga 1 2020.
Menjelang kick-off Liga 1 2020, Persija menjadi sorotan berbekal aktivitasnya di bursa transfer yang begitu jorjoran mendatangkan pemain bintang.
Tak tanggung-tanggung, mulai dari pemain berlabel timnas Indonesia seperti Evan Dimas, bintang asing yang sudah punya nama besar di Indonesia seperti Marc Klok, hingga jebolan Serie A Liga Italia, Marco Motta, didaratkan musim ini ke Ibu kota.
Geliat transfer luar biasa Persija Jakarta di bursa transfer Liga 1 2020 tersebut tentu tak bisa dilepaskan dari sosok Ferry Paulus, yang kini kembali mengambil alih kekuasaan tertinggi di klub.
Sempat menjabat sebagai CEO selepas mundurnya Gede Widiade, peran Ferry Paulus dalam membangun skuat Persija juga masih cukup krusial dengan jabatan sebagai Direktur Olahraga yang diembannya kini.
Melihat kiprah Ferry Paulus dalam membangun skuat Persija Jakarta menjelang Liga 1 2020 memang sangat menarik untuk menantikan bagaimana hasilnya nanti.
Apakah gelontoran uang untuk mendatangkan sejumlah pemain kelas wahid bisa berujung juara, atau malah berakhir kegagalan seperti era kepemimpinan Ferry Paulus sebelum-sebelumnya di Persija?
Prestasi Persija Jakarta di Bawah Ferry Paulus
Ferry Paulus mulai mendapatkan peran penting di Persija jakarta sejak dirinya secara resmi terpilih sebagai Ketua Umum Persija Jakarta periode 2011-2015 melalui rapat Umum Anggota, Sabtu (11/7/11).
Saat itu Ferry Paulus yang ikut pemilihan atas statusnya sebagai pengurus klub internal Persija Jakarta, MC Utama, bisa mengalahkan para pesaingnya seperti dari Tonny Tobias hingga Benny Erwin.
Usai terpilih, di Liga Indonesia 2011/12 dengan kondisi Persija Jakarta yang belum sepenuhnya terbebas dari masalah finansial, Ferry mencoba membangun tim dengan mendatangkan sejumlah pemain seperti Robertino Pugliara, Fabiano Beltrame, plus penyerang asal Paraguay, Pedro Velazquez.
Bermaterikan sejumlah pemain asing tersebut, juga dukungan pemain lokal seperti Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan dan Rahmad Affandi, Persija dalam musim perdana kepemimpinan Ferry Paulus memang tak gagal.
Meski begitu, Persija juga tak bisa dibilang sukses lantaran hanya bisa duduk di peringkat kelima pada akhir musim Liga Indonesia 2011/12.
Musim berikutnya dengan masalah keuangan yang juga belum sepenuhnya beres, Ferry Paulus tak bisa mendatangkan banyak bintang ke Persija. Praktis hanya Rohit Chand, yang namanya cukup sukses hingga saat ini di Liga Indonesia.
Satu yang menonjol di musim itu, Ferry gagal menahan legenda hidup Persija Jakarta, Bambang Pamungkas untuk hijrah ke klub asal Jawa barat Pelita Bandung Raya.
Tanpa Bambang Pamungkas, Persija Jakarta kala itu hampir terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Indonesia. Beruntung akhirnya di akhir musim mereka bisa selamat dan bertengger di peringkat ke-11 klasemen.
Memasuki Liga Super Indonesia 2014, Ferry Paulus sempat membuat gebrakan dengan mendatangkan striker Kroasia yang malang melintang di kompetisi Eropa hingga main di Piala Dunia, Ivan Bonsjak.
Tetapi lagi-lagi kegagalan yang didapat. Bahkan dalam format turnamen dua wilayah kala itu, Persija gagal memastikan diri lolos ke babak delapan besar. karena hanya berada di peringkat lima klasemen akhir wilayah barat.
Di musim 2015, saat Ferry Paulus sukses mengembalikan Bambang Pamungkas ke Persija, dan sempat menjanjikan di awal musim, kompetisi justru dihentikan lantaran Indonesia terkena sanksi FIFA.
Pasca-Pembekuan PSSI
Usai pembekuan PSSI dan kompetisi Liga Indonesia kembali digulirkan lagi di edisi 2016 dengan tajuk Indonesia Soccer Championship, nasib bagus juga belum kunjung datang dalam era kepemimpinan Ferry Paulus di Persija.
Musim itu dengan banyak materi pemain muda, Persija Jakarta terseok-seok di papan bawah dan hanya bisa duduk di peringkat ke-14 pada akhir musim.
Memasuki era baru dalam tajuk Liga 1, Ferry Paulus mulai membagi perannya dengan Gede Widiade. Bahkan kala itu bisa dibilang Gede Widiade adalah orang yang bertanggung jawab mengurusi Macan Kemayoran dalam jabatan Direktur Utama.
Bersama Gede Widiade, seperti diketahui Persija Jakarta bisa meraih sukses besar menjadi juara Liga 1 2018, setelah sebelumnya di Liga 1 2017 bisa bertengger di peringkat keempat.
Gede Widiade sendiri hanya bertahan semusim, sebelum akhirnya Ferry Paulus dalam kembali menjadi orang nomor satu dalam memimpin pembentukan tim Persija Jakarta pada musim lalu di Liga 1 2019.
Kepemimpinan kembali Ferry Paulus, sayangnya juga berujung kegagalan. Persija lagi dan lagi terseok-seok di zona degradasi, kendati bisa selamat di akhir musim.
Pertanyaannya, apakah Ferry Paulus bisa mengakhiri catatan buruk kepemimpinannya di Persija gelar juara di Liga 1 2020. Kita tunggu saja jawabannya di akhir musim nanti.