In-depth

Hanya Menang Sekali di Liga Inggris Pada 2020, AADC: Ada Apa dengan Chelsea?

Sabtu, 22 Februari 2020 13:03 WIB
Editor: Coro Mountana
© Michael Regan/INDOSPORT
Hanya Menang Sekali di Liga Inggris Pada 2020, AADC: Ada Apa dengan Chelsea? Copyright: © Michael Regan/INDOSPORT
Hanya Menang Sekali di Liga Inggris Pada 2020, AADC: Ada Apa dengan Chelsea?

FOOTBALL265.COM – Benar-benar memalukan, hanya menang sekali di Liga Inggris pada tahun 2020, membuat publik jadi bertanya-tanya, AADC: Ada Apa dengan Chelsea?

Padahal di awal musim, Chelsea tampil begitu luar biasa bersama Frank Lampard dengan merengkuh 8 kemenangan dalam 12 laga awal. Namun tampaknya, bulan madu Chelsea bersama Lampard sudah berakhir dengan catatan buruk di tahun 2020.

Bertanding dalam 6 laga, Chelsea di luar dugaan hanya mampu meraih sekali kemenangan saja atas Burnley. Catatan super buruk itupun lantas mengancam posisi Chelsea yang bisa saja terlempar dari 4 besar bila kalah dari Tottenham Hotspur malam ini.

Bak sebuah film yang sangat populer hingga ada sekuel keduanya di Indonesia yaitu AADC: Ada Apa dengan Cinta?, suporter Chelsea pun kini mulai dilanda kegalauan seperti yang dialami Rangga dan Cinta. Suporter The Blues jadi bertanya-tanya, AADC: Ada Apa dengan Chelsea?

Ketergantungan Pada Tammy Abraham

Jika ingin dibedah, masalah pertama Chelsea dapat kita temukan pada ketergantungannya terhadap striker mudanya yang berusia 22 tahun, Tammy Abraham. Bagaimana tidak, 13 dari 43 gol Chelsea adalah milik Tammy Abraham yang artinya mencapai 30%.

Masalahnya adalah Tammy Abraham sendiri di tahun 2020 baru mencetak 1 gol ketika melawan Burnley. Dengan kata lain, ketika Tammy Abraham gagal mencetak gol, maka Chelsea pun seketika menjadi mandul.

Padahal menurut Squawka, Chelsea tercatat mampu menjadi tim ketiga yang bisa memainkan operan hingga 8.085 operan di area lawan, hanya di bawah Liverpool dan Manchester City.

Tapi ternyata yang terjadi, Chelsea punya banyak peluang tapi tak memiliki banyak pemain bernaluri gol tinggi selain Tammy Abraham.

Kiper Termahal Jadi Pesakitan

Selain ketergantugan pada Tammy Abraham, Chelsea juga memiliki masalah pada sektor penjaga gawang di mana kiper termahal mendadak jadi pesakitan. Kepa Arrizabalaga, tak bisa dipungkiri tengah berada dalam sorotan akibat peforma buruknya di Chelsea.

Berstatus sebagai kiper termahal di dunia, penampilan Kepa berada di bawah standar dengan hanya meraih 5 cleansheets dalam 24 laga. Torehan Kepa kalah jauh dari Alisson Becker yang sudah 12 kali cleansheets hanya dalam 18 laga.

© 90min
Kiper Chelsea yang menolak digantikan di final Piala Liga Inggris melawan Manchester City Copyright: 90minKiper Chelsea yang menolak digantikan di final Piala Liga Inggris musim lalu saat melawan Manchester City

Padahal secara statistik, Chelsea adalah tim terbaik kedua dengan paling sedikit dalam hal menerima tembakan lawan dan yang tepat sasaran. Chelsea tercatat menerima 230 tembakan dari lawan, hanya kalah dari Manchester City.

Untuk tembakan tepat sasaran, Chelsea hanya menerimanya sebanyak 80 kali, hanya kalah dari Liverpool. Akan tetapi, meski hanya diserang dengan intensitas yang sedikit, tampaknya Kepa tetap tidak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan gawang Chelsea.

Bahkan jumlah kebobolan Chelsea yang mencapai 36 kali membuat mereka berada di posisi kesepuluh untuk urusan tim dengan kejebolan tersedikit. Semakin mengkhawatirkan jika kita melihat bahwa persentase jumlah penyelamatan Kepa hanya mencapai 56,1%.

Catatan itu menjadikan Chelsea menjadi tim terburuk kedua menyoal jumlah penyelamatan, benar-benar memalukan. Oleh karena itu, tak mengherankan bila Lampard langsung mengganti Kepa dengan Willy Caballero.

© Daily Express
Kiper Argentina, Willy Caballero. Copyright: Daily ExpressKiper Chelsea berkebangsaan Argentina, Willy Caballero.

Padahal seperti yang kita tahu, kemampuan Caballero pun tak bisa terlalu diandalkan dengan bukti ia kebobolan 2 kali meski hanya menerima tiga tembakan tepat sasaran saat melawan Manchester United.

Pada akhirnya, Chelsea mengalami masalah di lini depan yang terlalu bergantung dengan Tammy Abraham dan tidak memiliki kiper dengan jaminan cleansheets.

Hal itulah yang membuat Chelsea begitu gamang pada awal tahun 2020, sanggupkah Lampard membawa The Blues bangkit?