FOOTBALL265.COM - Raksasa Serie A Liga Italia, Juventus, mulai diragukan untuk bisa menyabet trofi Liga Champions sejak terakhir kali menang tahun 1996 silam. Bianconeri seolah terkena 'karma' karena tradisi mereka.
Sebelumnya, Juventus cukup dikenal sebagai salah satu tim yang memiliki cara unik untuk menggaet bintang baru dengan status free tansfer karena dianggap lebih menguntungkan dibanding merogoh kocek lebih.
Awal mula tradisi ini dimulai ketika mereka memboyong Andrea Pirlo yang melempem bersama AC Milan tahun 2011 silam. Bersama Juventus, ia sukses bangkit berkat tangan dingin Beppe Marotta dan sekaligus nyaris memenangkan Liga Champions.
Jemawa karena keberhasilan itu membuat Juventus ketagihan berburu pemain berstatus free transfer, sebut saja Fernando Llorente dan Paul Pogba. Dua pemain tersebut mampu naik derajat hingga sukses dijual dengan nominal 146 juta dolar AS (Rp2 triliun).
Juventus pun kian percaya diri usai menggaet pemain kawakan seperti Sami Khedira dan Dani Alves beberapa tahun lalu. Yang paling baru mereka kembali melakukan langkah cerdas dengan memboyong Adrien Rabiot, Aaron Ramsey, dan Emre Can lewat cara yang sama, tapi siapa sangka hal itu jadi awal dari petaka.
Melansir laman berita Forbes, karena lebih mementingkan kantong dibandingkan kualitas pemain, Juventus terancam puasa gelar Liga Champions sekali lagi. Bagaimana tidak, tiga pemain free transfer mereka yakni Rabiot, Ramsey, dan Can cederung gagal maksimalkan potensi tim.
Sebagai salah satu solusi pintar, sebaiknya Juventus juga mencermati umur dalam pemilihan pemain berstatus free transfer. Selain itu, mereka sejatinya bisa menjual pemain yang telah menua seperti Cristiano Ronaldo yang sudah turun performa karena hanya mampu cetak gol lewat titik putih saja.