Bola Internasional

Alami Cedera, Bagus Kahfi Perlu Belajar dari Bakat Terhebat Class of 92 Manchester United

Rabu, 4 Maret 2020 08:12 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© topskor/PSSI
Bagus Kahfi sepertinya perlu belajar dari legenda Class of 92 Manchester United, terkait cedera yang dialami dirinya. Mengapa? Copyright: © topskor/PSSI
Bagus Kahfi sepertinya perlu belajar dari legenda Class of 92 Manchester United, terkait cedera yang dialami dirinya. Mengapa?

INDOSPORT. COM - Bagus Kahfi sepertinya perlu belajar dari bakat terhebat Class of 92 Manchester United, terkait cedera yang dialami dirinya. Mengapa?

Kabar kurang mengenakan baru saja mendera penyerang Garuda Select, Bagus Kahfi, Selasa (03/03/20) malam kemarin. Bertanding membela Garuda Select dalam laga kontra Reading U-18, Bagus Kahfi diketahui menderita cedera cukup serius di bagian kakinya.

Kalau dilihat dari tayangan ulang, Bagus Kahfi jatuh tak sempurna usai melakukan duel udara dengan bek Reading U-18, Michael Stickland. Kaki Bagus Kahfi salah mendarat dan dirinya pun harus ditandu ke luar lapangan pada menit ke-25.

Belum ada kejelasan pasti seberapa parah cedera yang menimpa Bagus Kahfi. Pelatih Garuda Select, Dennis Wise, hanya menyebut kalau Bagus Kahfi langsung dibawa ke rumah sakit dan bakal mendapatkan penanganan terbaik.

Menanggapi cedera ini, Bagus Kahfi mungkin harus mulai berwaspada terhadap masa depan kariernya. Bukan mustahil cedera justru akan menganggu performa Bagus Kahfi yang sudah terbina cemerlang sejak usia muda.

Harapan Kepada Bagus Kahfi

© baguskahfiii Verified/Eli Suhaeli/INDOSPORT
Bagus Kahfi, Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa. Copyright: baguskahfiii Verified/Eli Suhaeli/INDOSPORTBagus Kahfi, Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa.

Bagus Kahfi kini jadi salah satu pemuda harapan bangsa tentang ranah sepak bola. Bakatnya mengolah si kulit bundar, digadang-gadang akan berkembang pesat sebagai penyerang tajam nan hebat milik Timnas Indonesia.

Ada banyak rekam jejak karier yang bisa menjelaskan betapa hebatnya bakat Bagus Kahfi. Namun kalau mencari yang paling sederhana, bisa dilihat dari kisah Bagus Kahfi bersama tim Garuda Select belakangan ini.

Peran Bagus Kahfi di lini depan ibarat tumpuan utama Garuda Select untuk mencetak gol. Bayangkan saja, Bagus Kahfi kini total sudah mampu mengoleksi 16 gol saat jumpa tim-tim akademi muda Eropa.

Bahkan Bagus Kahfi memuncaki daftar top skor sementara skuat Garuda Select. Aksi gemilang Bagus Kahfi paling anyar terjadi saat jumpa Reading U-18, yang mana berhasil memborong dua gol sekaligus.

Klub Liga Inggris sebesar Arsenal saja pernah kepincut mendatangkan Bagus Kahfi. Hanya saja, akibat terbentur masalah administrasi ranking FIFA Timnas Indonesia yang tak sesuai standar Liga Inggris, Bagus Kahfi batal diboyong Arsenal.

Sialnya, Bagus Kahfi saat ini harus menghadapi ujian dalam karier sepak bolanya. Tepat saat bertanding melawan Reading U-18 tadi, Bagus Kahfi sampai harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami cedera.

Demi terhindar dari kemerosotan karier, Bagus Kahfi tampaknya bisa mempelajari kisah salah seorang legenda Class of 92 Manchester United, Ben Thornley. Kurang lebih ceritanya hampir mirip seperti Bagus Kahfi, dahulu Ben Thornley merupakan pemain muda hebat yang tiba-tiba dibekap cedera serius.

Belajar dari Legenda Class of 92

© MEN Media
Class of 92 Manchester United Copyright: MEN MediaClass of 92 Manchester United

Ben Thornley memang merupakan salah satu pemain vital dalam keberhasilan akademi Manchester United menjuarai FA Youth Cup 1992. Tak hanya sekedar mengambil vital, bakat Ben Thornley disebut pula sebagai yang terbaik di antara teman-teman seangkatannya.

Pelatih akademi Manchester United era 1990'an awal, Nobby Stiles, menilai kemampuan Ben Thornley lebih hebat daripada Ryan Giggs. Nobby Stiles bahkan tak ragu memuji kualitas permainan Ben Thornley yang sejajar dengan legenda Manchester United, George Best.

"Ben Thornley (adalah yang terbaik). Ben satu-satunya pemain Manchester United yang kemampuannya sangat mendekati level George Best," ucap Nobby Stiles seperti dikutip dari The Guardian.

Tak heran bila kemudian Ben Thornley sudah mendapatkan debut di skuat utama Manchester United pada 1994, yang mana kala itu usianya masih 18 tahun. Ia dimainkan dalam laga Liga Inggris kontra West Ham United.

Pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson, puas dengan debut Ben Thornley. Ferguson lantas berniat memainkan Ben Thornley di laga semifinal Piala FA 1994 kontra Oldham Athletic.

Beberapa hari sebelum mewujudkan niatnya, Ferguson lebih dulu menugaskan Ben Thornley bermain di tim cadangan Manchester United dalam laga kontra Blackburn Rovers. Sungguh sial, tugas khusus Ferguson malah membuat Ben Thornley terkena cedera parah.

Gerakan lincah Ben Thornley yang menyisir sisi sayap, harus dihentikan oleh pemain Blackburn, Nicky Mayer, dengan tekelan keras. Alhasil, Ben Thornley terjatuh, beberapa bagian ligamen pecah, dan hamstringnya pun sobek.

Cedera ternyata berdampak panjang terhadap karier Ben Thornley. Meski berhasil sembuh, Ben Thornley tak pernah benar-benar mencapai potensi maksimalnya.

Sisi psikologisnya terganggu, kecepatannya menghilang seketika, hingga akhirnya Ben Thornley dilepas Manchester United pada 1998. Ben Thornley kerap pula menghabiskan waktu hanya untuk mabuk-mabukan melampiaskan rasa depresinya karena gagal bersinar.

Sementara, enam rekan seangkatan yang dahulu levelnya ada di bawah Ben Thornley, yakni Ryan Giggs, Paul Scholes, Nicky Butt, David Beckham, Gary Neville, dan Phil Neville, tiba-tiba kariernya terus melejit. Keenamnya mampu memberikan banyak gelar untuk Manchester United dan terkenal dengan sebutan Class of 92.

Apa yang terjadi pada Ben Thornley, rasanya bisa menjadi pelajaran berharga untuk Bagus Kahfi. Cedera sungguh menyakitkan, tapi Bagus Kahfi harus bisa bangkit agar tak mengulangi kesalahan Ben Thornley di masa lampau.

Patut dinanti, bagaimana perjuangan Bagus Kahfi menyembuhkan cederanya? Semoga Bagus Kahfi lekas sembuh dan menjadi penyerang hebat masa depan Timnas Indonesia suatu saat nanti.