FOOTBALL265.COM - FIGC menawarkan tiga opsi untuk nasib kompetisi Serie A Italia 2019-2020 yang terhenti karena pandemik virus Corona di Negeri Pizza.
Kabar kurang mengenakan datang dari Italia. Komite Olahraga Italia (CONI) telah resmi menunda semua kegiatan olahraga hingga tanggal 3 April, termasuk kompetisi Serie A Italia.
Penundaan ini dilakukan tak lepas dari upaya untuk meminimalisir tersebarnya virus Corona. Dilansir dari Independent dan BBC, CONI mengambil langkah tegas tersebut karena Italia telah terlampau parah terkena wabah virus corona.
Sekadar informasi, Italia menjadi negara Eropa yang memiliki dampak terparah dalam virus corona. Hingga hari ini, lebih dari 10 ribu orang dinyatakan positif terjangkit virus Corona di mana sekitar 1000 di antaranya meninggal dunia.
Sebetulnya, bukan Serie A saja kompetisi sepak bola Eropa yang harus dihentikan karena wabah virus Corona. Empat liga top lainnya yakni Eredivisie, LaLiga, Premier League, dan Bundesliga juga harus dihentikan sementara.
Namun, Serie A terasa istimewa karena kompetisi ini berada di Italia, negara kedua terbesar yang terpapar virus Corona. Bahkan banyak pemainnya yang harus jadi korban.
Dengan kondisi pandemik corona yang semakin memprihatinkan di Eropa dan dunia, ada kemungkinan penundaan akan diperpanjang dan bahkan kompetisi bisa dihentikan.
Kondisi ini jelas membingungkan federasi sebagai otoritas tertinggi yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan liga. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) sudah menyiapkan tiga opsi apabila kemungkinan terburuk terjadi.
Mencari Solusi Terbaik
Tak cuma orang biasa yang menjadi korban, ternyata sejumlah pemain Serie A juga harus terjangkit virus mematikan ini. Setidaknya ada 8 orang pemain yang positif terjangkit virus Corona.
Mereka di antaranya adalah Daniele Rugani (Juventus), Gabbiadini (Sampdoria), dan Patrick Cutrone (Fiorentina). Jumlah korban pun diyakini bakal bertambah seiring tes yang tengah dilakukan klub-klub kepada para pemainnya.
Dengan kondisi Italia yang semakin memburuk karena virus Corona, FIGC pun mempertimbangkan tiga opsi untuk kompetisi Serie A.
Tiga opsi ini tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Namun, mengingat keadaan yang begitu darurat, opsi yang diberikan FIGC cukup masuk akal. Lalu, mana di antara solusi-solusi ini yang paling terbaik?
Serie A Dibatalkan
Opsi pertama yang ditawarkan FIGC adalah dengan membatalkan Serie A musim 2019-2020. Itu artinya tidak akan ada juara di musim ini.
Ini merupakan kali kedua di era sepak bola modern Serie A harus tanpa pemenang setelah terakhir kali pada tahun 2004-2005 gelar juara Juventus dicabut karena calciopoli.
Sementara itu untuk penentuan posisi zona Liga Champions akan digunakan klasemen terakhir pekan ke-26 di mana Juventus, Lazio, Inter, dan Atalanta lolos. Sedangkan Napoli dan AS Roma bakal mewakili main di Liga Europa.
Perubahan cukup radikal terjadi pada penentuan tim degradasi. Dengan opsi ini, itu artinya tidak akan ada tim yang terdegradasi. Sebuah keuntungan bagi Brescia, SPAL, dan Lecce yang tengah terjerembab di zona merah.
Juventus yang Juara?
Opsi kedua yang mengundang kontroversi adalah menetapkan Juventus sebagai juara kompetisi musim 2019-2020. Pilihan ini diambil apabila Serie A harus diakhiri pada titik ini (pekan ke-26).
Begitu juga dengan penentuan tim zona degradasi. Tiga tim terbawah akan degradasi ke Serie B digantikan oleh tiga tim teratas Serie B.
Opsi ini berpotensi akan ditentang banyak klub. Pasalnya, tim-tim seperti Lazio dan Inter Milan masih berpeluang untuk merengkuh gelar juara. Apalagi, tim Lazio musim ini tampil mengejutkan dan bisa meruntuhkan dominasi Juventus.
Selain itu, tiga tim terakhir zona degradasi tentu tak akan terima begitu saja harus didegradasi ke Serie B lantaran peluang mereka untuk bangkit masih terbuka lebar.
Play-off
Opsi terakhir dari FIGC dianggap lebih masuk akal. Jika kondisi membaik sebulan atau dua bulan ke depan, kompetisi bisa dilanjutkan dengan format play-off.
Tentu play off hanya dilakukan untuk menentukan tim juara dan tim yang terdegradasi. Sementara tim-tim yang ada di papan tengah klasemen tidak akan terpengaruh.
Untuk penentuan juara akan dipilih empat tim teratas yakni Juventus, Lazio, Inter Milan, dan Atalanta. sementara empat tim posisi terakhir akan melakukan play-off untuk menentukan tim-tim yang harus terdegradasi.
Opsi ini memang paling masuk akal sekaligus paling mengundang pro-kontra. Dua klub terkuat favorit juara saat ini, Juventus dan Lazio, tentu bakal dirugikan dengan opsi play-off.
Perjuangan keras dan penampilan mereka yang konsisten di liga bisa terancam sia-sia dengan satu kekalahan saja. Sementara dua klub lainnya, Inter Milan dan Atalanta, sangat diuntungkan lantaran peluang mereka untuk juara di kompetisi normal cukup kecil.
Dengan menimbang-menimbang tiga opsi yang ada, sepertinya pembatalan gelar juara adalah yang paling adil bagi banyak pihak. Sama seperti musim 2004-2005, Serie A musim ini pun mau tidak mau harus tanpa pemenang.
Berbeda dengan kasus Liverpool di Inggris, baik Juve dan Lazio saat ini tengah bersaing sengit. Apabila Juventus dipilih menjadi juara, jelas sangat merugikan bagi Lazio atau bahkan Inter Milan.