FOOTBALL265.COM - Dihentikannya kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia untuk sementara waktu memberikan dampak serius pada seluruh elemen sepak bola. Baik klub, pemain hingga perangkat pertandingan atau wasit terpaksa kekurangan, bahkan kehilangan pendapatannya.
Beberapa klub bahkan telah menerapkan kebijakan potong gaji, sesuai dengan imbauan PSSI. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga finansial klub karena liga vakum hingga 29 Mei, sementara klub wajib membayar hak pemain.
Namun, kondisi para pemain tersebut berbanding terbalik dengan apa yang dialami wasit. Tidak ada laga selama dua bulan ke depan, tentu saja berpengaruh ke penghasilan perangkat pertandingan karena mereka menerima bayaran dari tiap laga yang dipimpin.
Situasi ini pun membuat salah satu wasit Indonesia berlisensi FIFA, Thoriq Alkatiri angkat bicara. Ia mengatakan paham dengan kondisi yang terjadi dan pasrah tidak mendapat penghasilan selama dua bulan ke depan karena hal itu merupakan risiko pekerjaannya.
"Kalau wasit memang free line yah, jadi kami sudah tahu risikonya seperti apa. Kami juga tidak menyalahkan federasi karena memang ini terjadi secara global," katanya.
"Kami terima saja. Masalah pendapatan, ya pintar-pintar kita (mengatur keuangan)," tutur pria yang pernah bertugas sebagai wasit keempat di Liga Champions Asia pada musim lalu itu.
Thoriq mengatakan, selama jeda kompetisi, dirinya hanya berkumpul dengan keluarga dan berlatih guna menjaga kondisi. Hal itu karena wasit adalah profesi utamanya dan dirinya tak punya pekerjaan sampingan.
Sementara itu, Ketua Komite Wasit PSSI, Sonhaji mencoba mencari solusi terbaik untuk nasib para wasit. Ia menerangkan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan PT Liga Indonesja Baru (LIB) selaku pengelola kompetisi.