FOOTBALL265.COM - Sepak bola Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta tak bisa dilepaskan dari sosok Seto Nurdiyantoro. Tak hanya ikon, sosok berusia 45 tahun dianggap sebagai legenda di Bumi Budaya.
Maklum, sepanjang karier sebagai pemain dan kini pelatih, Seto memang menghabiskan banyak waktu membela klub-klub asal Provinsi Yogyakarta. Satu-satunya tim luar yang dia bela adalah Pelita Jaya yang kemudian menjadi Pelita Solo.
Jika menilik sejarah, Solo dan Yogyakarta pun juga sama-sama berasal dari Kerajaan Mataram Islam. Seto pun pada karirnya juga tak lepas dari dua wilayah tersebut.
Mengawali karier sebagai pemain PSS Sleman awal 1990-an, karier sosok kelahiran 14 April 1974 itu melambung saat bergabung ke PSIM Yogyakarta yahun 1995-1998. Performanya yang terus menanjak membuat Pelita Jaya merekrutnya hingga akhirnya pindah ke Solo hingga 2001. Bersama klub milik Nirwan Bakrie itu, sosok asal Kalasan tersebut menembus skuat Timnas Indonesia.
Setelah itu, suami dari Anita Kurniawati membela kembali membela PSS Sleman, PSIM dan Persiba Bantul. Seto mengakhiri karir pesepak bola di PSIM saat kompetisi Divisi Utama 2013.
Lebih dari dua dasawarsa menjadi pesepak bola, sudah puluhan gol yang dia ciptakan. INDOSPORT mencoba merangkum lima gol spektakuler juru taktik PSIM itu sepanjang karir sebagai pesepak bola di Indonesia.
Gol Semifinal Piala AFF 2000
Laga semifinal Piala AFF 2000 antara Timnas Indonesia melawan Vietnam tak bisa dilupakan Seto Nurdiyantoro. Dalam laga di Stadion Rajamangala Bangkok, 16 November 2000, Timnas Garuda secara dramatis menang 3-2 lewat babak perpanjangan waktu.
Memanfaatkan bola muntah hasil sepakan Gendut Doni Christiawan, Seto mencetak gol menit ke-75 untuk membawa Indonesia kembali unggul. Sebelumnya, Gendut membawa timnas leading sebelum disamakan Nguyen Hong Son.
Petaka datang di pengujung laga setelah Vu Cong Tuyen merobek jala I Komang Putera. Beruntung, Gendut jadi pahlawan dengan golnya menit ke-120. Sayang Timnas Indonesia kalah 1-4 dari Thailand di final.
"Itu gol yang paling berkesan sepanjang karir saya sebagai pemain. Bermain di timnas dan mencetak gol di semifinal ya jadi sebuah cerita manis tersendiri untuk saya," ungkap Seto kepada INDOSPORT mengenang gol tersebut.
Solo Run Ala Lionel Messi
Sebagai pemain yang fasih bermain sebagai gelandang serang, Seto memiliki keunggulan utama dalam hal kecepatan. Tak pelak, dia beberapa kali mencetak gol solo run ala bintang Barcelona, Lionel Messi, utamanya saat masih berkostum Pelita Solo.
Gol ke gawang Arema Malang di Liga Indonesia musim 2000 di Stadion Manahan jadi contohnya. Saat itu Pelita Solo tertinggal lebih dulu lewat gol Harianto menit ke-54.
Namun semenit kemudian, Seto dengan skill individu dan kecepatan meliuk-liuk ke sisi pertahanan tim Singo Edan. Dia lantas mengakhiri aksinya dengan sepakan melengkung yang gagal diamankan kiper Agung Prasetyo.
Gol yang hampir sama juga dilakukan ke gawang PSM Makassar yang diawali dengan sprint tinggi dari tengah lapangan sebelum diakhiri dengan fisinhing ciamik.
"Kalau dari proses golnya lebih bagus lawan Arema Malang, namun untuk individu ya pas ke gawang PSM. Saat itu di sektor tengah banyak umpan-umpan dari Ansyari Lubis," ujar Seto.
Gol Setengah Lapangan
Seto pernah mencetak gol spektakuler dari hampir setengah lapangan. Tak hanya itu, dia bahkan dua kali membobol gawang lawan dengan cara yang sama saat berkostum PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul.
Saat berkostum PSIM, gol dari jarak sekitar 35-40 meter itu tercipta saat dijamu tuan rumah Persitara Jakarta Utara di Stadion Krakatau Steel, 18 Maret 2006. Dalam laga Divisi Utama itu, Seto melepas tendangan spekulasi di menit-menit akhir, sekaligus membawa kemenangan tim Laskar Mataram 2-1.
Sementara proses yang hampir sama dilakukan ke gawang Persibom Bolaang Mongondow di kompetisi musim 2009-2010 saat memperkuat Persiba. Saat itu, Seto membawa tim Laskar Sultan Agung menang besar, salah satunya lewat gol dari setengah lapangan.
Quattarick Fantastis
Tentu saja, salah satu momen gol yang tak pernah dilupakan khususnya Pasoepati adalah empat gol alias quattrick yang dicetak Seto ke gawang PSS Sleman. Saat itu Pelita Solo menghadapi tim Laskar Sembada di partai pamungkas musim 2001.
Empat golnya dicetak pada menit ke-22, 49, 77, dan 84. Sementara tim tamu hanya mampu memperkecil skor lewat sepakan M. Nurhuda.
Gol itu cukup spesial karena menyelamatkan tim millik Nirwan Bakrie itu dari zona degradasi. Seto disanjung bak pahlawan oleh ribuan suporter Pasoepati yang memadati stadion.
Uniknya, Seto justru belabuh ke PSS di Liga Indonesia musim selanjutnya. Dia jadi bintang di klub tanah kelahiran.