FOOTBALL265.COM - Nama Saddil Ramdani belakangan mencuri perhatian. Pemain milik Bhayangkara FC itu resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Kendari, Sulawesi Tenggara karena kasus pengeroyokan.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menetapkan jika Saddil dinilai melanggar dua pasal KUHP yakni pasal 351 ayat 1 dan 170 KUHP. Pemain 21 tahun itu pun terancam hukuman tujuh tahun penjara.
Tak hanya itu, Saddil juga bisa saja dipecat dari klubnya. Menurut Pasal 12 poin 2.a, dalam kontrak pemain Bhayangkara FC, kontrak Saddil Ramdani bersama Bhayangkara FC bisa saja berakhir jika ia terjerat hukum pidana.
Perangai Saddil di luar lapangan tentu saja cukup mengkhawatirkan. Sebab, ia pernah tersandung kasus penganiayaan pada 2018 lalu saat masih bermain untuk Persela Lamongan. Ketika itu, Saddil dilaporkan sang mantan kekasih, namun kasusnya ditutup dan kedua pihak bersepakat berdamai.
Di sisi lain, Saddil merupakan salah satu pemain muda berbakat yang dimiliki Timnas Indonesia. Ia selalu jadi langganan di Timnas U-19, Timnas U-22 bahkan tim senior.
Sosok Saddil pun dikenal sebagai pribadi pekerja keras dan berdedikasi tinggi, sehingga menjadi salah satu pemain andalan di Timnas U-19 maupun U-22. Hal itu diungkapkan oleh eks pelatih Timnas U-22, Indra Sjafri.
"Saya malah belum tahu (soal kasus Saddil), kalau saat saya latih, dia itu pekerja keras, punya komitmen dan secara keseluruhan pribadi yang baik. Makanya dia termasuk pemain dalam skema dan game plan saya," ujar Indra.
Berkaca dari dua kasus hukum yang pernah menimpanya, Saddil seharusnya telah belajar banyak hal. Ia bisa saja mencontoh dua pemain dunia yang pernah dan masih bermain untuk Real Madrid, Pepe dan Sergio Ramos.
Kedua nama tersebut terkenal garang dan tanpa kompromi di dalam lapangan dan kerap dibenci penggemar lawan akibat beberapa aksi provokasinya. Namun, jarang ada berita soal tingkah pongah keduanya saat berada di luar lapangan.
Pepe misalnya, ia pernah dengan sengaja menginjak tangan Liones Messi saat masih bermain untuk Real Madrid pada tahun 2012. Lalu, pemain asal Portugal itu juga dilaporkan pernah mendorong bahkan menginjak pemain Getafe, Francisco Casquero, serta kemudian memukul pemain lawan lainnya, Juan Albin pada 2009 lalu dan masih banyak kejadian lainnya.
Namun, di luar daftar panjang aksi brutalnya di lapangan hijau itu, Pepe justru dikenal sebagai pribadi yang sopan dan baik hati. Mantan bintang Perancis dan pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, pernah mengungkapkan jika Pepe merupakan sosok yang sopan.
"Pepe adalah pemain yang hampir tidak pernah terdengar berita buruknya di luar lapangan. Dia adalah pribadi yang memesona dan sangat sopan," ungkap Zidane pada medio 2012 lalu dalam wawancara dengan AS.
Setali tiga uang dengan Pepe, Ramos adalah bek tanpa kompromi. Satu hal paling diingat adalah aksinya saat final Liga Champions 2018, dimana ia dituding sebagai penyebab cederanya Mohamed Salah yang berujung pada kekalahan Liverpool.
Akan tetapi, kita hampir tidak pernah mendengar Sergio Ramos melakukan tindakan 'bodoh' di luar lapangan. Kapten Real Madrid itu adalah sosok yang sangat mencintai keluarganya, dan selalu membicarakannya ketika ada sesi wawancara khusus.
Dengan contoh yang ada, Saddil Ramdani setidaknya dapat mengambil pelajaran dari sikap Pepe dan Sergio Ramos. Apalagi, diketahui, Saddil 'berulah' karena membela harkat dan martabat keluarganya.
Sebagai pemain profesional, Saddil setidaknya berpikir panjang sebelum melakukan tindakan. Di era sepak bola modern, pemain dituntut untuk bersikap baik di dalam dan luar lapangan, karena menyangkut nilai jual mereka di pasaran.
"Dalam kasus ini Prinsip ‘equality before the law’ berlaku bagi semua warga negara Indonesia sesuai Pasal 27 UUD 1945 bahwa “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya," tegas ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan menyikapi kasus Saddil Ramdani.