Bola Internasional

Deretan 'The Next Zidane' yang Gagal Akibat Besarnya Ekspektasi

Selasa, 7 April 2020 19:29 WIB
Penulis: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Sportskeeda
Nama besar Zinedine Zidane di jagat sepak bola membuat banyak pemain muda mendapat label sebagai penerusnya Copyright: © Sportskeeda
Nama besar Zinedine Zidane di jagat sepak bola membuat banyak pemain muda mendapat label sebagai penerusnya

FOOTBALL265.COM - Sosok Zinedine Zidane menjadi figur paling penting di jagat sepak bola. Namanya melegenda berkat keterampilannya di lini tengah. Hal ini menjadikan namanya sebagai acuan pemain yang memiliki talenta besar.

Sejak memutuskan pensiun, banyak pemain yang lahir dan digadang-gadang akan muncul sebagai 'The Next Zidane'. Dari Inggris hingga Prancis, muncul banyak pemain-pemain muda yang memiliki keterampilan layaknya sang maestro.

Namun besarnya ekspektasi membuat nama pemain-pemain yang disebut penerus Zinedine Zidane ini meredup sebelum menyala terang. Berikut deretan pemain berlabel 'The Next Zidane' yang gagal berkembang.

1. Bruno Cheyrou

Pemain asal Prancis ini menjadi korban pertama label 'The Next Zidane'. Bruno Cheyrou datang ke Liverpool pada tahun 2002. Pelatih The Reds kala itu, Gerard Houllier, menyebut bintang mudanya dengan sebutan 'The Next Zidane'.

"Bagiku, Bruno memiliki atribut seperti Zinedine Zidane. Dia punya kemampuan untuk mengumpan dan bergerak sepertinya," ujar Houllier.

Namun label tersebut nyatanya tak mampu dipenuhi oleh Bruno. Ia hanya bertahan dua musim saja dan gagal mempertahankan posisinya sebagai pemain utama.

2. Freddy Adu

Pada 2004 silam, dunia sepak bola digemparkan dengan pemain berusia 14 tahun yang mendapat kontrak profesional. Ia adalah Freddy Adu. Kemampuannya di usia muda membuatnya mendapat julukan sebagai calon bintang masa depan.

Bahkan kemampuannya menarik minat Sir Alex Ferguson. Menyadari namanya yang kian melambung, Edu pun mengambil langkah ekstrem. Pada usia 17 tahun, ia terbang ke Eropa demi memuluskan langkahnya sebagai bintang besar layaknya Zidane.

Namun ekspektasi besar sejak usia 14 tahun membuatnya lupa daratan dan harus menerima kariernya terlunta-lunta hingga saat ini di usianya yang ke-30, Edu tak memiliki klub.

3. Josh McEachran

Anggapan Chelsea kerap mematikan bakat muda memang terbukti sejak karir Josh McEachran hancur. Pada mulanya, pemain asli Inggris ini merupakan salah satu pemain favorit di The Blues pada musim 2010-2011.

Kariernya di Chelsea bermula sejak usia tujuh tahun. 10 tahun kemudian, ia mendapat kesempatan bermain di tim utama. Sebelum bermain bagi tim senior Chelsea, Josh mengaku dirinya didekati tim-tim besar.

"Saat usiaku 16 tahu, agenku berkata Real Madrid menginginkanku. Itu sukar dipercaya. Saya memiliki kesempatan bermain bagi Real Madrid tapi saya katakan tidak. Saya ingin bertahan di Chelsea. Saya adalah fans Chelsea," kenang Josh.

Sayangnya kecintaannya terhadap Chelsea tak berujung manis. Meski mendapat pujian di tahun pertamanya di tim senior, setahun kemudia ia harus menerima dirinya terbuang dan dilepas permanen pada 2014 silam ke Brentford.

4. Anthony Le Tallec

Selain Bruno Cheyrou, Liverpool dan Gerard Houllier juga memakan korban bakat muda lainnya. Adalah Anthony Le Tallec yang menjadi korban dari pelabelan 'The Next Zidane'.

Bakat Le Tallec sebenarnya telah tercium pada ajang Piala Dunia U-17. Hal ini membuat Liverpool meminangnya. Namun, ia dipinjamkan ke Le Havre selama dua musim untuk mendapat banyak menit bermain.

Namun label 'The Next Zidane' tak mampu diembannya. Ia pun kembali ke Liverpool hanya untuk dipinjamkan kemudian dilepas.

5. Yoann Gourcuff

Prancis lagi-lagi membebani seorang anak muda dengan sebutan The Next Zidane. Kali ini korbannya Yoann Gourcuff. Sematan itu hadir saat dirinya mampu menjebol gawang PSG pada 2009 silam.

"Gol itu bukanlah ketidaksengajaan. Dia menunjukkan kapasitasnya dan daya magisnya. Saya merasa sedih saat Zidane memutuskan pensiun (2006). Tapi melihat Gourcuff membuat saya teringat akan sosok Zidane," ujar legenda Prancis, Christophe Dugarry.

Namun perjalanannya tak mulus. Sempat membela AC Milan, nama Gourcuff kian tenggelam ditelan bumi setelah masuk dalam skuat Prancis untuk Piala Dunia 2010 dan mendapat kartu merah layaknya sang legenda.