In-depth

Cerita Zah Rahan Krangar Rajai Liga Indonesia: Awalnya dari Klub Tua di Bali

Rabu, 15 April 2020 15:56 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Zah Rahan, pemain asal Liberia ini mengenal sepak bola Indonesia dari klub tua asal Bali, Persekaba Badung. Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Zah Rahan, pemain asal Liberia ini mengenal sepak bola Indonesia dari klub tua asal Bali, Persekaba Badung.

FOOTBALL265.COM - Banyak pencinta sepak bola Indonesia lebih mengenal cerita Zah Rahan Krangar bersama Persekabpas Pasuruan. Namun, mereka lupa bahwa pemain asal Liberia ini mengenal sepak bola Indonesia dari klub tua asal Bali, Persekaba Badung.

Zah Rahan bisa dibilang merupakan salah satu pemain asing tersukses di Liga Indonesia. Tiga kali Zah Rahan merasakan gelar kasta tertinggi.

Satu gelar didapat bersama Sriwijaya FC pada musim 2007/2008. Dua gelar didapat bersama Persipura pada musim 2010/2011 dan 2012/2013. Zah Rahan juga merasakan gelar Piala Indonesia dalam tiga edisi bersama Sriwijaya FC.

Banyak yang mengira, kisah Zah Rahan dimulai dari Persekabpas pada musim 2005. Namun, Persekaba Badung justru klub pertama yang mendatangkan Zah Rahan.

Dia datang pada tahun 2004, saat klub yang berdiri tahun 1970 ini juga diperkuat Stephen Weah. Bintang asal Liberia itu merupakan sepupu legenda AC Milan, George Weah. Kala itu, Zah Rahan masih berusia 19 tahun.

Zah Rahan mengawali perjalanan dari Divisi Satu 2004, yang kala itu merupakan kompetisi strata kedua di Indonesia. Zah Rahan satu tim dengan Miro Baldo Bento, Gangga Mudana, Yahya Sosomar hingga Agus Santiko.

Zah Rahan mencetak empat gol pada musim perdana di Indonesia. Gol dicetak ke gawang Persijap Jepara (3-2), PSIM Yogyakarta (3-2), Persema Malang (1-1) dan PSSB Bireuen (3-1).

Sayangnya, Zah Rahan gagal membawa Persekaba melaju ke fase berikutnya. Persekaba mengakhiri perjalanan di peringkat sembilan wilayah barat, dengan torehan 29 poin dari 22 laga.

Bakat Zah Rahan tercium oleh Persekabpas yang saat itu jadi musuh Persekaba. Saat mendapat tiket promosi ke Divisi Utama 2005, Persekabpas mengontrak Zah Rahan. Dia dikontrak bersama pemain asing, seperti Murphy Kumonple, Ruben Cecco hingga Alfredo Vera.

Pada Divisi Utama 2005, Persekabpas hanya mentok di peringkat lima wilayah barat. Barulah pada Divisi Utama 2006, Zah Rahan semakin menggila bersama Persekabpas. Bersama Francisco Rotuno, Alfredo Figueroa, Supaham hingga Siswanto, Persekabpas melaju hingga babak semifinal.

Setelah tenar bersama Persekabpas, Zah Rahan pun membela klub-klub besar, seperti Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura. Di dua tim ini, Zah Rahan sukses besar.

Keberhasilan ini kemudian membuat klub Malaysia, Felda United tertarik. Dia di Malaysia hingga 2017, sebelum kemudian kembali ke Indonesia bersama Madura United.

Kini, di usia 35 tahun, Zah Rahan masih dapat tempat. Dia menjadi bagian tim PSS Sleman. Sayang, Liga 1 2020 harus dihentikan sementara karena pandemi virus corona. Menarik menantikan aksi Zah Rahan bersama tim Elang Jawa.