Liga Indonesia

Keluh Kesah Manajemen PSIS Soal Pengeluaran Tim di Tengah Pandemi Corona

Kamis, 16 April 2020 15:53 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Manajemen PSIS Semarang saat ini harus pintar memutar otak untuk dapat membiayai tim di tengah dihentikannya kompetisi Liga 1 2020 karena virus corona. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Manajemen PSIS Semarang saat ini harus pintar memutar otak untuk dapat membiayai tim di tengah dihentikannya kompetisi Liga 1 2020 karena virus corona.

FOOTBALL265.COM – Manajemen PSIS Semarang saat ini harus pintar memutar otak untuk dapat membiayai tim di tengah dihentikannya kompetisi Liga 1 2020.

Walaupun kompetisi libur, manajemen klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini tetap harus mengeluarkan biaya operasional karena masih adanya gaji pemain, official, dan karyawan yang bekerja di PT. Mahesa Jenar Semarang.

Belum lagi saat ini PSIS merawat dua stadion yakni Stadion Citarum yang dipusatkan sebagai tempat latihan dan kantor serta Stadion Kebondalem, Kendal yang dipersiapkan sebagai salah satu kandang di kompetisi Liga 1.

“Keuangan klub saat ini bisa dikatakan minus karena tak adanya pemasukan sama sekali. Dana dari sponsor juga baru tahap satu yang masuk,” beber General Manager PSIS Wahyu Winarto, Kamis (16/04/20).

Pria yang akrab disapa Liluk ini menyebut bahwa pemasukan PSIS paling besar sebelum Liga 1 2020 dihentikan adalah hasil pendapatan tiket pertandingan melawan Arema FC.

“Sejauh ini pemasukan yang cukup besar ya dari laga melawan Arema FC bulan lalu,” ungkap Liluk.

Dengan kondisi seperti ini, kabarnya para petinggi PSIS melakukan patungan untuk menutup biaya operasional selama kompetisi Liga 1 2020 libur.

Dana yang dibutuhkan juga tidak kecil. Di saat kompetisi Liga 1 2020 libur karena virus corona, dana yang harus dikeluarkan manajemen PSIS juga masih berkisar di angka ratusan juta setiap bulannya karena harus memberi gaji pemain, official, dan karyawan yang selama ini mengabdi untuk PSIS.