FOOTBALL265.COM - Mes Arseto Solo atau bekas Rumah Sakit Kadipolo tentu jadi bangunan yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat pecinta sepak bola di Bumi Bengawan. Bangunan yang menjadi saksi hidup kejayaan hingga kehancuran tim berjuluk Biru Langit itu memang sudah terbengkalai lebih dari 20 tahun.
Tentu saja, kesan angker langsung nampak pada bangunan tua yang dipenuhi rerimbunan semak belukar di hampir semua sisi. Sejumlah pohon besar yang berdiri semakin menambah kesan horor di kompleks yang terletak di Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Padahal, kompleks itu pernah jadi mess megah saat era Galatama. Betapa tidak, ada fasiltas kamar untuk pemain asing, pemain yang masih lajang, maupun pemain yang sudah berkeluarga. Juga terdapat kamar untuk pemain Diklat Arseto, serta lapangan latihan yang terhubung langsung dan dalam satu kompleks.
Tak heran jika sejak sejak Arseto pindah ke Solo tahun 1983 menghadirkan sederet prestasi. Mereka pernah juara Galatama pada musim 1990-1992, dan juara Kejuaraan Antarklub ASEAN pada tahun 1993.
Tentu fasilitas itu kini jarang dimiliki tim-tim di Liga Indonesia, bahkan klub yang bermain di Liga 1. Sebagian besar mes pemain tak terhubung langsung dengan lapangan latihan.
Namun sebelum bangunan itu mangkrak, hal-hal mistis memang sudah terjadi dirasakan para penggawa Arseto Solo. Salah satu mantan pemain yang memiliki segudang cerita mistis adalah Benny van Breukelen. Sosok yang kini menjadi pelatih kiper Persebaya Surabaya itu memang sempat berseragam tim yang bermarkas di Stadion Sriwedari.
"Pernah setelah latihan duduk-duduk di pinggir lapangan samping kamar, saya dan beberapa pemain melihat ada orang jalan di tengah lapangan. Dia jalan terus sambil menghadap ke bawah dan tahu-tahu menembus tembok. Kami langsung bubar karena kaget," ungkapnya sembari tertawa saat bercerita dengan INDOSPORT, Minggu (19/04/20).
"Lalu pernah menjelang maghrib kita melihat orang duduk di pinggir lapangan. Saat dipanggil dia menoleh ternyata itu mantan pemain yang sudah meninggal. Ya pada kabur semua, bahkan Iplik (bek Arseto, Guntoro Tri Prasetyo) sampai demam karena kejadian itu," kenang eks pelatih kiper PS Tira tersebut.
Meski angker, Benny tak memungkiri jika mes Arseto saat itu jadi paling dibanggakan. Apalagi dirinya bergabung dengan pemain-pemain nasional di era 1990-an.
"Saya bermain dengan pemain-pemain hebat di sini. Tentu jadi kenangan indah dalam karier sepak bola saya," ujar eks pelatih kiper Sragen United itu.
Sementara hal berbeda dirasakan I Komang Putra. Dia sering mendengar cerita dari teman sejawatnya, namun belum pernah mengalami sendiri.
"Dulu teman-teman cerita katanya sering dilempar batu kerikil. Tapi kalau saya sendiri belum pernah. Saya kira kalau kita tidak aneh-aneh, pasti juga tidak diganggu," ujar pelatih kiper PSIS Semarang tersebut.
Meski bangunan sudah mangkrak, namun lapangan masih digunakan secara bergantian oleh sekolah yang ada di Kelurahan Panularan. Sementara sore harinya giliran SSB Ksatria yang berlatih.