FOOTBALL265.COM - Berikut ini merupakan sejarah singkat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang tengah merayakan ulang tahun yang ke-90.
PSSI lahir pada 19 April 1930 silam di Solo, Jawa Tengah. Tentu banyak sekali gebrakan yang dilakukan PSSI di demi memajukan dunia sepak bola Tanah Air.
Berdirinya PSSI tak lepas dari insinyur lulusan Jerman Soeratin Sosrosoegondo yang ditandatangani oleh tujuh klub sepak bola Indonesia.
Tujuh klub yang dimaksud adalah Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB), dan Perserikatan Sepakraga Mataram (PSM).
Lalu Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB), Madioensche Voetbal Bond (MVB), Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM), serta Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB).
Soeratin pun dipercaya untuk memimpin PSSI sejak 1930 hingga 1940. Soeratin pula yang menjadi inisiator dalam menghidupkan kompetisi sepak bola Indonesia.
Soeratin juga sempat bersitegang dengan NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Unie atau PSSI buatan Belanda) jelang perhelatan Piala Dunia 1938 silam.
Pasalnya NIVU ngotot untuk memberangkatkan tim nasional Hindia-Belanda ke pagelaran tersebut. Namun PSSI menantang karena tak ada pemain pribumi.
Akan tetapi NIVU tetap bisa melenggang ke Piala Dunia karena organisasi tersebut diakui oleh FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) sejak 24 Mei 1924.
Meski begitu tim Hindia-Belanda harus taklik 0-6 dari raksasa Hungaria dalam laga yang berlangsung di Stade Velodrome, Reims, Prancis 5 Juni 1938.
Usai era masa bakti Soeratin berakhir, tongkat estafet Ketua Umum PSSI terus berlanjut hingga saat ini. Sejumlah nama sempat memimpin PSSI.
Mulai dari Artono Martoseignyo (1941-1949). Lalu dilanjut Maladi (1950-1959) yang turut membawa PSSI resmi jadi anggota FIFA pada 1952.
Kemudian ada Abdul Wahab Djojohadikoesoemo (1960-1964), Maulwi Saelan (1964-1967), Kosasih Poerwanegara (1967-1974), Bardosono (1975-1977), Ali Sadikin (1977-1981), dan Sjarnoebi Said (982-1983).
Selanjutnya dipimpin oleh Kardono (1983-1991) yang turut menjadikan PSSI anggota AFC pada 31 Januari 1984 silam. Berikutnya ada Azwar Anas (1991-1999).
Disambung Agum Gumelar (1999-2003), Nurdin Halid (2003-2011), Djohar Arifin Husin (2011-2015), La Nyalla Mattalitti (2015-2016), Edy Rahmayadi (2016-2019), dan Mochamad Iriawan (2019-sekarang).
Selain nama-nama tadi, tiga sosok berikut juga pernah menjadi pelaksana tugas (Plt) Ketum PSSI, yakni Hinca Pandjaitan (Agustus-November 2016), Joko Driyono (Januari-Mei 2019), dan Iwan Budianto (Mei-November 2019).
Beragam prestasi telah dibuat oleh PSSI diantaranya ialah merengkuh medali emas SEA Games 1987 dan 1991, juara Piala AFC U-19, U-16, dan U-22, serta Piala Pelajar Asia U-18 dan U-15.
Meski demikian PSSI sempat memasuki masa kelam pada era kepemimpinan Nurdin Halid. Sejumlah hal yang dianggap kontroversial kerap terjadi terang-terangan.
Bahkan Nurdin Halid seorang saja yang tetap bisa menjalankan kepemimpinan PSSI meski telah dipenjara akibat kasus korupsi pengadaan minyak goreng meski sempat didesak mundur banyak pihak.
Setelah itu muncul pula insiden memilukan pada era Johar Arifin yang menghadirkan Liga Primer Indonesia. Niat awalnya memajukan sepak bola Indonesia malah berakhir pahit.
Kubu La Nyalla pun membentuk Komite Penyelamat. Sampai pada puncaknya PSSI dibekukan oleh FIFA usai dianggap pemerintah campur tangan dalam kekisruhan di tubuh organisasi tersebut.
Usai era yang cukup mendingan, yakni Edy Rahmayadi, PSSI mampu dipercaya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 mendatang berkat campur tangan mantan Sekjen PSSI Ratu Tisha.
Kini di bawah Mochamad Iriawan, PSSI memulai dengan sejumlah target baru seperti di 2020 modernisasi program pembinaan, juara Asia Tenggara 2021, juara Asia dan lolos ke Piala Dunia 2026.
Terlepas dari sejarah yang penuh berliku, kini PSSI tengah merayakan hari jadi yang ke-90. Maka dari itu, Selamat Ulang Tahun PSSI.