Liga Indonesia

Sugianto, Pemain Termuda PSMS di Liga Indonesia Edisi Pertama

Senin, 20 April 2020 16:19 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dok. Sugianto
Sugianto muda (jongkok tengah) saat berseragam PSMS Medan pada Liga Indonesia edisi pertama 1994/95 silam. Copyright: © Dok. Sugianto
Sugianto muda (jongkok tengah) saat berseragam PSMS Medan pada Liga Indonesia edisi pertama 1994/95 silam.

FOOTBALL265.COM - Bagi setiap pemain sepak bola, bisa membela tim atau klub tanah kelahirannya yang dicintai sejak kecil merupakan sebuah mimpi yang bisa menjadi kenyataan.

Hal itu lah yang dialami oleh mantan pemain PSMS Medan, Sugianto. Sebab saat edisi pertama kompetisi profesional pada musim 1994/95 silam, dirinya menjadi salah satu pemain muda yang masuk dalam skuat tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut.

Pria yang kini telah menginjak usia 45 tahun ini mengaku tidak menyangka dirinya bisa menjadi bagian dari skuat tim yang telah memiliki nama besar di kancah persepakbolaan Indonesia tersebut.

"Saat itu saya masih berusia sekitar 18 tahun dan merupakan sebuah kebanggaan besar dan tak ternilai harganya bisa masuk tim PSMS senior di usia segitu," kata Sugianto, mengawali ceritanya kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Rasa bahagia dan bangga sangat dirasakan Sugianto muda. Sebab dari kecil dirinya sudah sering menyaksikan langsung latihan dan pertandingan PSMS terutama di Stadion Teladan, Medan.

Apalagi kala itu dirinya sering menyaksikan langsung pertandingan PSMS di stadion bersejarah dan kebanggaan Kota Medan itu bersama sang kakak.

"Saat itu saya sering nonton bareng dengan abang saya dan pernah saya bermimpi suatu saat nanti abang saya akan menyaksikan langsung saya bertanding di Teladan. Alhamdulillah mimpi itu menjadi kenyataan dan dia bisa melihat saya main dari bangku penonton," kenangnya.

© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Mantan pemain PSMS Medan, Sugianto. Copyright: Aldi Aulia Anwar/INDOSPORTMantan pemain PSMS Medan, Sugianto.

"Apalagi saya bisa main bareng sama-sama dengan pemain senior seperti Suharto AD, Witya Fusen, Iwan Karo-karo dan lainnya. Di edisi pertama Liga Indonesia tersebut, saya cukup sering main sebagai inti dengan posisi saya sebagai gelandang di usia muda tersebut," ungkapnya.

Seperti tradisi pemain junior yang promosi ke tim senior, Sugianto sangat tak menyangka bisa masuk tim PSMS senior. Sebab dirinya tidak merintis atau menuntut ilmu di PSMS junior, melainkan di tempat lain.

Sebab sebelum gabung PSMS, Sugianto muda menimba ilmu di luar Sumatera Utara (Sumut) beberapa tahun tepatnya di Diklat Pupuk Kaltim, Bontang bersama legenda Timnas Indonesia yang kini jadi pelatih Timnas Indonesia U-16, Bima Sakti.

"Bahkan yang buat saya sangat bangga, setelah dari diklat saya sudah memperkuat PSMS di edisi terakhir Perserikatan. Kala itu PSMS melaju ke babak 8 besar. Saya sangat gak menyangka masuk skuat PSMS senior di usia semuda itu," kenangnya lagi.

Perjalanan kariernya bersama PSMS juga cukup lama. Mulai dari 1994-1997 lalu dari 1998 sampai 2001. Ia sempat satu musim dengan rival sekota PSMS, Medan Jaya pada musim 1997/98 yang kala itu kompetisi dihentikan karena krisis ekonomi.

Setelah dari PSMS, Sugianto sempat merasakan berseragam Persela Lamongan setengah musim pada 2002 dan bermain dengan PSBL Langsa di 2003 sebelum akhirnya memutuskan pensiun setelah itu.

Setelah pensiun, Sugianto tak jauh-jauh dari dunia sepak bola dengan mengembangkan karier kepelatihan di beberapa SSB di Kota Medan dan akhirnya pernah menjadi pelatih PSMS junior pada 2019 lalu.

"PSMS adalah tim yang telah membesarkan saya dan telah mendarah daging di dalam tubuh saya. Dan kemarin ditawari jadi pelatih PSMS junior langsung saya ambil karena saking cintanya saya dengan klub ini," pungkasnya.