FOOTBALL265.COM – Pecinta sepak bola nasional sepertinya sudah banyak yang lupa dengan Philippe Troussier, pelatih terbaik Asia yang kehilangan pekerjaan gara-gara Timnas Indonesia.
Percaya atau tidak, Timnas Indonesia pernah membuat pelatih terbaik Asia sekelas Philippe Troussier harus mengalami pemecatan karena alami kekalahan. Padahal Philippe Troussier merupakan pelatih terbaik Asia saat membesut Jepang.
Dijuluki sebagai dokter penyihir putih, Troussier memang memiliki sentuhan magis kala membawa Jepang menjadi juara Piala Asia 2000. Atas pencapaian itu juga, Troussier pun mendapat penghargaan sebagai pelatih terbaik Asia pada tahun 2000.
Rupanya gelar tersebut memang bukan isapan jempol belaka, soalnya setahun berikutnya, Troussier sukses membawa Jepang ke final Piala Konfederasi 2001. Puncaknya, Troussier menciptakan sejarah dengan mengantarkan Jepang ke 16 besar Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Atas pencapaian itu, nama Troussier pun ditakuti di kancah Asia sehingga membuat Qatar meminangnya setelah itu. Jelas Qatar sangat berharap tangan dingin Troussier bisa menuntun mereka meraih kesuksessan pada Piala Asia 2004, sayang malapetaka justru terjadi.
Gara-gara Timnas Indonesia
Sejatinya tanda-tanda kejatuhan atau kegagalan Troussier bersama Qatar sudah terlihat jelang Piala Asia bergulir. Bagaimana tidak, kegagalan di Piala Teluk dan masalah internal tim telah membuat Troussier dengan mantap memutuskan bakal meninggalkan Qatar selepas Piala Asia 2004.
Meski membawa banyak masalah, Troussier saat itu tetap optimis bisa membawa Qatar berbicara banyak di Piala Asia 2004. Apalagi saat itu, Qatar tergabung di grup yang relatif tidak terlalu sulit sehingga peluang untuk lolos cukup besar.
Praktis hanya tuan rumah China dan Bahrain saja yang cukup merepotkan, tetapi Timnas Indonesia, rasanya akan mudah dikalahkan oleh Troussier. Maklum saja, Timnas Indonesia meski sudah pernah mengikuti Piala Asia, ternyata tidak pernah menang sama sekali.
Oleh karena itu, Troussier pun sangat percaya diri tatkala memimpin Qatar dalam laga perdana Piala Asia melawan Timnas Indonesia. Akan tetapi, sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti bakal jatuh juga, Troussier tidak sadar kalau Timnas Indonesia saat itu cukup kuat.
Dengan dilatih Ivan Kolev, Timnas Indonesia membawa kekuatan terbaiknya yang dimulai dari Hendro Kartiko di bawah mistar, Firmansyah sebagai jenderal lini belakang, ditemani pengatur serangan di tengah Ponaryo Astaman, Elie Aiboy, Budi Sudarsono, hingga penyerang legendaris Bambang Pamungkas.
Sebanyak 5000 pasang mata yang memadati stadion di Beijing pun menjadi saksi bagaimana Timnas Indonesia mengejutkan Qatar dan sepak bola Asia. Bagaimana tidak, Timnas Indonesia ternyata langsung unggul 2-0 melalui aksi Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman.
Lebih spesial lagi karena gol dari Ponaryo Astaman rupanya masuk dalam jajaran gol terbaik Piala Asia 2004. Gol Ponaryo saat itu memang begitu indah karena diciptakan dari jarak jauh dan mengarah ke pojok atas gawang Qatar.
Tak mau malu, skuat asuhan Troussier mencoba membalas tetapi hanya satu saja yang tidak bisa menolong mereka dari kekalahan memalukan. 2 hari selepas pertandingan itu, kabar mengejutkan datang dari Qatar yang ternyata langsung memecat Troussier dari posisi pelatih.
Qatar tampaknya saat itu benar-benar murka karena meski telah dilatih pelatih terbaik Asia, tetapi bagaimana bisa dikalahkan oleh Timnas Indonesia yang bahkan belum pernah menang di Piala Asia. Selepas kejadian itu, Troussier ternyata mengalami karier yang stagnan.
Hingga pada akhirnya saat ini, Troussier diketahui sedang membesut Vietnam U-20. Itulah Philipper Troussier, pelatih terbaik Asia yang harus mengalami pemecatan dan kesialan dalam karier gara-gara kalah dari Timnas Indonesia.