FOOTBALL265.COM - Nama Aris Indarto tentu sudah tak asing lagi bagi para pencinta sepak bola Indonesia, khususnya pendukung Persija Jakarta. Sosok berusia 42 tahun itu merupakan bek tangguh, legenda, dan mantan kapten Tim Macan Kemayoran di awal 2000-an.
Bersama Persija, Aris pernah berada dalam jajaran bek eliter tim asal ibu kota tersebut. Bersama Antonio 'Toyo' Claudio, Warsidi, Joko Kuspito, Nuralim, hingga Anang Ma'ruf, pria asal Nglorog, Kabupaten Sragen itu turut mengantar tim idola The Jakmania juara Liga Indonesia 2001 saat mengalahkan PSM Makassar 3-2 di partai puncak.
"Membawa Persija juara Liga Bank Mandiri 2001 jadi salah satu moment terbaik yang dalam karir saya sebagai pemain sepak bola," ungkap Aris kepada INDOSPORT, Rabu (29/04/20).
Bagi pesepak bola Sragen khususnya pemain muda, Aris Indarto merupakan panutan sekaligus contoh pemain dari Bumi Sukowati yang sukses di kancah nasional maupun inetrnasional. Tentu saja, sosoknya jadi kebanggan wong (orang) Sragen dalam dunia sepak bola.
Aris menggeluti dunia sepak bola sejak kecil di SSB Indonesia Muda (IM) Sragen. Bakatnya yang terus terasah membuatnya kemudian masuk Diklat Salatiga dan berlanjut ke 'kawah candradimuka' Diklat Ragunan, hingga jadi bagian Timnas PSSI Baretti.
Lulus dari Baretti, sosok kelahiran 23 Februari 1978 itu lantas bergabung PSB Bogor dan Persikabo Bogor. Performanya yang terus meroket membuat Persija merekrut yang lantas dibawanya juara edisi 2001. Tak hanya itu, Aris juga menyandang ban kapten mulai 2003 hingga 2005.
Jadi pemain vital, justru kontraknya tak diperpanjang manajemen Persija hingga akhirnya dia dipinang Persik Kediri. Tak butuh waktu lama, tim Macan Putih dibawanya juara musim 2006 setelah mengalahkan PSIS Semarang 1-0 dalam laga puncak di Stadion Manahan, Solo.
"Suatu kebanggaan dan beban besar membawa lambang Monas (Persija) di kompetisi tertinggi negeri ini. Sementara di Persik juga moment indah setelah juara 2006. Melawan PSIS di final juga jadi laga favorit saya," kata dia.
Tak hanya di level klub, Aris Indarto juga pernah berseragam Timnas Indonesia dari tahun 2000 hingga 2005. Dia juga masuk dalam skuat Piala Tiger 2004.
Setelah gantung sepatu, sosok yang identik dengan nomor punggung 4 itu bekerja di sebuah perusahaan balai lelang di Jakarta. Meski demikian, kehidupannya tetap tak bisa lepas dari sepak bola.
Setidaknya, ada enam klub yang dia tangani mulai SSB Indonesian Soccer Academy Marzuki Badriawan (ISA MB) Jakarta, SSB Tunas Jakarta, SSB Garuda Muda Billal, tim amatir Tunas Jaya Jakarta, dan juru taktik tim Jakarta 69. Tak hanya di ibu kota, Aris juga turut mengembangkan sepak bola usia dini di kampung halaman, Sragen dengan mengelola SSB Macan Kemayoran dan Barreti Soccer Academy.
"Sudah lima tahunan ini menggeluti sepak bola usia dini. Ya tiga bulan sekali pulang ke Sragen untuk menengok akademi dan SSB saya," papar Aris.
"Pesan saya untuk pemain muda, berlatih keras, pantang menyerah dan menikmati proses dengan konstan untuk menuju tujuan. Siapa yang kuat berproses, dia yang akan memetik hasilnya," tutup Aris.