FOOTBALL265.COM – Marek Janota adalah salah satu pelatih sukses di sepak bola Indonesia yang bukan hanya bisa meraih juara di Persija, namun juga menjadi legenda di Persib.
Datang ke Indonesia dan langsung bisa membawa Persija Jakarta juara Divisi Utama Perserikatan 1978/79. Marek Janota sempat sebentar menangani Timnas Indonesia, sebelum akhirnya berlabuh ke Kota Kembang dan menjadi pelatih Persib Bandung pada tahun 1980.
Saat, Marek Janota dipilih oleh Obon Syaban, salah satu orang di jajaran Komisi Teknik dan Solihin GP selaku Ketua Umum, untuk menjadi pelatih Tim berjuluk Pangeran Biru itu yang sedang terjerembab di Kasta kedua (Divisi I) Perserikatan.
Kala itu, Obon memilih Marek Janota lantaran pelatih asal Polandia tersebut dianggap sudah paham betul tentang sepak bola Indonesia. Dan tentunya juga karena rekam jejaknya bisa membawa Persija Jakarta juara dalam waktu instan.
Dengan target promosi ke Divisi Utama Perserikatan, Marek Janota pun memulai tugasnya dengan mencari pemain-pemain muda dari klub-klub internal anggota Persib dengan blusukan ke beberapa daerah di Jawa Barat.
Salah satu yang kemudian menjadi kesuksesan Marek Janota dalam blusukan mencari pemain adalah, ketika dirinya bisa melihat potensi yang dimiliki pemain Robby Darwis. Penyerang klub Capella, yang menjadi lawan uji tanding Persib kala itu.
Selain Robby Darwis, komposisi pemain Persib Bandung binaan Marek Janota saat itu diisi sejumlah nama seperti Sobur, Boyke Adam, Ajat Sudrajat, Yana Rodiana, Suryamin, Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Dede Rosadi, Suhendar, Adeng Hudaya, hingga Djajang Nurdjaman.
Setelah menemukan materi skuatnya dan mulai memimpin latihan rutin di lapangan PPI milik Pusenif di Jalan Katamso, Bandung, mulai muncul sedikit masalah. Ada rumor yang berhembus bahwa tak sedikit pihak yang saat itu meragukan kualitas Marek Janota yang dianggap tak berbeda dengan pelatih lokal dalam memimpin latihan para pemainnya.
Namun dengan karakter tegas, Marek Janota saat itu tetap menjalankan tugasnya dengan tujuan membentuk pemain yang kuat secara fisik dan juga mental. Tercermin dari programnya, yang selalu melakukan latihan dari senin sampai sabtu dan kemudian melakukan pertandingan uji coba di hari minggu.
Dengan waktu yang cukup lama sampai Divisi I perserikatan bergulir, Marek Janota saat itu juga sempat beberapa kali memimpin Persib dalam turnamen seperti Piala Tugu Muda III/1980 di Semarang, Piala Yusuf IX/1980 di Makassar, dan Piala Gubernur Sumatra Selatan di Palembang.
Hasilnya memang tak satupun yang berujung gelar juara. Namun dengan berbagai turnamen tersebut, kualitas, kekompakan dan mental pemain-pemain muda Maung Bandung semakin terlihat.
Terbukti saat akhirnya di Divisi I Perserikatan tingkat rayon, Persib Bandung berhasil melumat dua lawannya di Grup III, PSGJ Kabupaten Cirebon dan Persikas Kabupaten Subang dengan kemenangan 2-1 dan 8-0.
Bukti ketangguhan skuat Persib saat itu juga terlihat ketika dalam jeda antar pertandingan melawan PSHJ dan Persikas yang hampir tiga bulan, Marek Janota bisa memimpin anak asuhnya meraih gelar juara Turnamen Piala Siliwangi III/1980 dengan mengkandaskan lawan-lawan dari Divisi Utama Perserikatan, PSIS Semarang dan Persija Jakarta.
Uj Coba Internasional dan Runner Up Piala Soeratin
Meski telah memastikan lolos lolos ke tingkat Zona Jawa Barat/DKI Jakarta Divis I Perserikatan. Dengan waktu jeda kompetisi yang juga masih cukup lama, Janota akhirnya kembali memimpin anak asuhnya dalam sejumlah pertandingan uji coba agar tak jenuh hanya berlatih.
Tak main-main kala itu, tim-tim internasional didatangkan. Persib sempat melawan klub Muenchen University asal Jerman, yang berkesudahan imbang 1-1 di Stadion Siliwangi (09/08/81) dan juga menghadapi Timnas Korea Selatan yang kembali berkesudahan imbang 0-0 (26/08/81).
Di tengah komptisi Divisi I yang belum kembali berlanjut. Marek Janota pun sempat ditugaskan memimpin skuat Persib U-23 yang berlaga di Piala Soeratin 1982.
Beberapa pemain diambil Marek Janota dari skuat tim utama, seperti Dadang Sukendro, Saeful, Iwan Sunarya, Ade Mulyono, dan Wawan Karnawan, juga Robby Darwis. Persib U-23 bisa dibawa Marek Janota menjadi runner up setelah di final, harus mengakui keunggulan Persijap Jepara, 1-3.
Catatan bagus Marek Janota tersebut, semakin sempurna setelah di kompetisi sesungguhnya, Divisi Satu Zona Jawa Barat/DKI, Persib berhasil dibawanya menjadi juara Grup II.
Berkat hasil dua kemenagan sempurna. 4-1 dari Persitas Tasikmalaya dan 5-0 melawan Perssi Sukabumi. Hasl tersebut pun kahirnya membuat Persib Bandung berhak atas tiket Divisi Satu Perserikatan PSSI tingkat nasional.
Juara di Jakarta dan Kado Pahit Marek Janota
Lagi-lagi dengan jeda kompetisi yang cukup lama sampai Divisi I Perserikatan tingkat nasional digulirkan, (saat itu secara total Divisi I Perserikatan memakan waktu tiga tahun) Persib Bandung kembali mengisi waktu dengan mengikuti sebuah turnamen.
Persib tak ketinggalan juga berpartisipasi di ajang Piala Galunggung Cup 1982 yang digelar dalam rangka letusan gunung Galunggung, Persib Bandung berhasil mengalahkan empat tim asal Ibu Kota, seperti Persija Jakarta Pusat, Persijasel Jakarta Selatan, Persija Barat Jakarta Barat, dan Persijatim Jakarta Timur dalam laga yang dilangsungkan di Stadion Menteng, Jakarta.
Gelar Juara Piala Galunggung 1982 itu dipastikan Persib, setelah di babak tiga besar berhasil mengalahkan Persija dengan skor 2-0 dan Persijasel juga dengan skor 2-0.
Sayangnya keberhasilan membawa Persib meraih gelar kedua sepanjang kariernya di kota Kembang, harus berujung kado pahit buat Marek Janota.
Pasca rapat Rapat Anggota Persib (RAP) pada 10 Oktober 1982, yang menghasilkan kepengurusan baru di bawah Ketua Umum lama, Solihin GP, muncul suara sumbang yang menginginkan Marek Janota didepak dari Persib.
Umumnya suara-suara dari beberapa pengurus Persib menilai Marek Janota sebenarnya bukan seorang pelatih yang berkualitas. Sebab dirinya hanya merupakan Sarjana Olahraga yang hanya menguasai pelatihan fisik, bukan teknik.
Pada akhirnya kebersamaan Marek Janota dengan Persib harus berakhir sebelum Divisi I Perserikatan tingkat nasional digulirkan. Pria asal Polandia itupun digantikan oleh pelatih lokal, Risnandar Soendoro.
Meski pada akhirnya harus putus di tengah jalan, sebelum bisa mewujudtkan target membawa Persib Bandung lolos ke Divisi Utama Perserikatan, hingga kini Marek Janota tetap dipandang sebagai salah satu pelatih tersukses yang pernah menangani tim berjuluk Pangeran Biru tersebut.
Sebab lebih dari sekadar gelar juara, kehadirannya ke Persib Bandung dalam waktu sekitar dua setengah tahun itu membangung pondisi Persib sebagai tim kuat,
Marek mengangkat Persib bangkit dari keterpurukan saat itu. Namun karena pondasi tim yang dibangun Marek Janota juga, Persib Bandung akhirnya bisa kembali ke Divisi Utama Perserikatan, menjadi runner up dua musim berturut dan kemudian meraih juara pada musim 1986.
Cikal bakal tim yang dibangun Marek Janota itu juga yang kemudian membuat Persib merajai sepak bola Indonesia hingga satu dekade ke depan. Termasuk ketika meraih juara kompetisi Liga Indonesia pertama tahun 1984/95 (gabungan Perserikatan dan Galatama), dengan kapten saat itu, Robby Darwis. Pemain asal Lembang yang bakatnya ditemukan langsung Marek Janota.