In-depth

1969-1970, Era 'Los Galaticos' di PSMS Medan

Minggu, 10 Mei 2020 20:02 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dokumentasi Indra Efendi Rangkuti
Kapten PSMS Soecipto Soentoro bersama kapten PSM Makassar di Kejurnas PSSI 1969 silam. Copyright: © Dokumentasi Indra Efendi Rangkuti
Kapten PSMS Soecipto Soentoro bersama kapten PSM Makassar di Kejurnas PSSI 1969 silam.

FOOTBALL265.COM - Klub legendaris PSMS Medan pertama kali menjadi juara pada era Perserikatan pada 1967 sejak klub itu berdiri pada 1950 silam.

Setelah sukses merebut juara pertamanya, PSMS kembali juara untuk kedua kalinya berturut-turut di kompetisi resmi PSSI pada 1969. Kala itu kompetisi era Perserikatan digelar dua tahun sekali.

Namun tahukah Anda bahwa di edisi 1969 tersebut PSMS dihuni pemain-pemain bintang saat itu sehingga disebut sebagai 'Los Galacticos'. Sebab kala itu PSMS dihuni pemain-pemain berlebel Timnas Indonesia.

Antara lain seperti Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Sinyo Aliandoe, Surya Lesmana, Mulyadi, Abdul Kadir, Jacob Sihasale, Anwar Udjang, M.Basri, Max Timisela hingga Dede Rusli.

Diawali Pardedetex

Sebelum bersama PSMS, para pemain-pemain bintang didatangkan oleh pengusaha asal Sumatera Utara (Sumut), T.D. Pardede yang mendirikan klub profesional pertama di Indonesia yaitu Pardedetex, yang bertepatan dengan persiapan Timnas Indonesia ke Kings Cup 1968.

"Selain nama-nama tadi, Pardedetex juga dihuni pemain anak Medan seperti Sarman Panggabean dan Sunarto. Skuad inilah yang kemudian melanglang buana ke beberapa negara membawa bendera Pardedetex," kata pemerhati PSMS, Indra Efendi Rangkuti, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Namun, sebut Indra Pardedetex tidak bisa berlaga di Kejurnas PSSI edisi 1969 karena statusnya sebagai klub profesional dan tidak terdaftar sebagai klub PSSI. Maka kemudian Pardedetex ikut berlaga di kompetisi PSMS dengan status khusus.

Keberadaan skuat Pardedetex ini, lanjut Indra, membuat PSMS yang waktu itu dipimpin oleh N.H Sinaga sebagai Ketua Umum, mendapat dukungan penuh dari Gubernur Sumut, Marah Halim Harahap, dan Wali Kota Medan, Sjoerkani, memasukan skuat Pardedetex menjadi amunisi tambahan untuk PSMS berlaga di Kejurnas PSSI 1969.

"Jadilah kemudian skuad Pardedetex yang berisi bintang nasional ditambah anak Medan Sarman Panggabean dan Sunarto bergabung dengan PSMS di Kejurnas PSSI 1969, kecuali Surya Lesmana yang kembali ke Persija," beber Indra.

PSMS 1969

Dengan skuad Pardedetex ini plus dengan anak-anak Medan non Pardedetex seperti Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi dan Sukiman menjadi skuad PSMS menghadapi Kejurnas PSSI 1969.

"Skuad inilah yang sempat disebut sebagai The Dream Team Indonesia karena berisi materi-materi pemain terbaik Timnas dan akhirnya sukses membawa PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI 1969 (kalahkan Persib 3-0 di final)," sebut Indra.

"Skuad ini pula yang memperkuat Tim PON Sumut 1969 di Jawa Timur dan sukses meraih emas setelah di final mengalahkan DKI Jakarta 2-1 dalam duel panas yang sempat berujung perkelahian pemain," sambung Indra.

PSMS 1970

Berhasil menjadi juara kompetisi PSSI 1969, PSMS yang bermaterikan pemain-pemain dari Pardedetex itu mewakili Indonesia mentas di Liga Champions Asia 1970 silam (dulu Asian Club Championship).

"Skuad PSMS juara 1969 ini kemudian yang tampil di Liga Champions Asia 1970 dan menjadi tim Indonesia pertama yang berhasil melenggang hingga ke partai Semi Final," ungkap Indra lagi

"Seusai Liga Champions Asia 1970 itu, para pemain Pardedetex yang dipakai PSMS berakhir kontraknya dengan Pardedetex dan kembali ke klub asal mereka masing-masing sebelumnya kecuali Anwar Ujang yang tetap bertahan di PSMS," pungkasnya.