INDOSPORT. COM - Emir Eranoto, pemain yang berkarier di Liga Italia, kini diketahui sedang giat memperdalam ilmu bahasa.
Nama Emir Eranoto dalam dua tahun terakhir tenar sebagai bakat muda Indonesia yang mampu menembus pentas Liga Italia. Lebih dulu gabung ISM Academy, karier Emir meningkat setelah diboyong klub kasta keenam Liga Italia, San Marco Juventina, pada bursa transfer musim panas 2019.
Situasi terkini, Emir diketahui tengah pulang ke Indonesia. Mengingat Liga Italia dihentikan akibat pandemi virus corona, membuat Emir lebih memilih menghabiskan waktu karantina di kediamannya di bilangan Jakarta Barat.
Meski harus berdiam diri di rumah, Emir tetap mau mempergunakan waktunya secara produktif. Buktinya Emir belakangan sedang giat-giatnya memperdalam ilmu bahasa.
Emir mengaku baru mendaftarkan diri ke salah satu organisasi tempat kursus bahasa Italia. Hal itu sengaja dilakukannya demi mengasah skill lebih jauh lagi di luar konteks sepak bola.
"Kemarin saya baru daftar buat kursus bahasa Italia, ujar Emir kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.
"Pesan dari orang tua, jangan cuma aspek sepak bola yang dikembangkan, tapi aspek bahasa juga perlu, karena bisa jadi saya membutuhkannya buat masa depan," lanjut Emir.
Kursus bahasa Italia yang diambilnya untuk sementara dilakukan secara online. Pelajaran yang bakal didapat juga merupakan tahap lebih lanjut, sebab sebelumnya Emir sudah pernah mengambil kursus serupa.
"Iya dulu sudah pernah juga, dan ini untuk ke level yang lebih susah. Cara pembelajarannya via online di Jakarta," tutur Emir.
Terlepas dari program kursus bahasa Italia, karier Emir sendiri dalam sepak bola masih tampak tanda tanya. Kontrak Emir bersama San Marco Juventina akan habis Juni nanti, dan belum jua mendapat perpanjangan.
Beberapa waktu lalu, Emir tak menutup kemungkinan akan menetap dan berkarier di Indonesia. Namun Emir masih menunggu datanganya tawaran dari peserta Liga 1.
Artinya, Emir perlu pula untuk memikirkan ke mana dirinya akan berlabuh musim depan. Apakah kembali ke Eropa lagi, atau mentas di Indonesia?