FOOTBALL265.COM - Mantan kapten Timnas Indonesia tahun 1991, Ferril Raymond Hattu angkat bicara terkait polemik yang terjadi di tubuh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) belakangan ini. Yakni baginya sudah saatnya para pemimpin PSSI dan LIB kembali ke niat awal untuk membangun dan memperbaiki sepak bola Indonesia.
Perang dingin memang seperti terjadi antara dua pimpinan PSSI dan PT LIB. Yakni Mochamad Iriawan dan Cucu Somantri disinyalir mengalami keretakan.
Entah masalah apa yang membuat hubungan keduanya memanas. Padahal saat pertama kali mendeklarasikan diri sebagai pasangan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum begitu harmonis.
Keduanya seakan saling melengkapi dalam menjalankan organisasi PSSI. Namun belakangan keduanya diisukan merenggang.
Situasi ini pun mendapat perhatian dari mantan kapten Timnas Indonesia tahun 91, Ferril Raymond Hattu. Dimana pemain yang mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 sangat lucu melihat situasi saat ini.
"Saya mengikuti perkembangan nya dari media. Ini lucu saja saya melihatnya. Kalau dari saya keduanya sudah kembali ke tujuan awal mereka dulu yakni memperbaiki sepak bola Indonesia," ucap Ferril.
Ferril menyakini memang mengurus sepak bola Indonesia bukanlah hal mudah. Karena adanya bisikan-bisikan dari kanan kiri. Untuk itu ia mengingatkan kembali untuk kembali bergandeng tangan dan kembali ke tujuan awal mereka.
"Ya mengurus sepak bola tidak mudah. Pasti ada orang-orang lama yang masih ingin berkuasa dan memanfaatkan kesempatan ini. Makanya harus kuat menghadapi bisikan ini," jelas ia.
Tak lepas Ferril pun memberikan saran. Baginya ia berharap keadaan ini bisa kembali normal dan tujuan menyehatkan sepak bola Indonesia bisa kembali berjalan.
"Kasian kalau terus seperti ini. Nanti bisa berimbas kepada pemain muda kita yang memilik talenta. Para pemain muda menanti. Bahkan ada utaan anak muda di level masing-masing menggantungkan harapan lewat sepak bola."
"Jadi kembali ke niat awal dan membuat kebijakan yang betul dan bisa memberikan dampak yakni membuat sepak bola menjadi sehat. Karena dengan menyehatkan sepak bola Indonesia bisa menyelamatkan jutaan talenta. Tapi sebaliknya bila mematikan sepak bola Indonesia, ya talenta itu akan mati," tukas ia