FOOTBALL265.COM - Hijrah dari klub Liga Inggris, Arsenal, pada 2013 hingga sempat ditawarkan ke Persib Bandung, apa kabar Marouane Chamakh?
Penyerang muslim asal Maroko, Marouane Chamakh sempat menjadi buruan banyak klub besar Eropa ketika dirinya sukses menghadirkan dua gelar buat Bordeaux edisi 2008-2009 berupa juara Ligue 1 Prancis dan Piala Liga Prancis.
Namun, baru setelah dirinya bisa membawa Bordeux menjadi runner up Ligue 1 Prancis semusim setelahnya, Chamakh akhirnya memutuskan untuk menerima pinangan raksasa Liga Inggris, Arsenal.
Sayang, Marouane Chamakh gagal menjawab kepercayaan pelatih Arsene Wenger kepadanya. Dari total 29 penampilan di Liga Inggris, dirinya hanya bisa menorehkan tujuh gol di musim perdana.
Alih-lih lebih baik di musim berikutnya. Chamakh justru semakin terpuruk. Satu gol di musim 2011/12 dalam 11 laga, memaksa manajemen meminjamkannya ke klub asal London lainnya, West Ham United.
Setali tiga uang, di West Ham dirinya juga tak kunjung membaik. Hanya dipercaya bermain tiga kali, tak satu pun gol berhasil diciptakan pria kelahiran 10 Januari 1984 tersebut.
Usai akhirnya benar-benar dilepas Arsenal, Marouane Chamakh sempat mencoba peruntungan di dua klub Liga Inggris lainnya. Bersama Crystal Palace selama tiga musim dan semusim bersama Cardiff City hingga tahun 2017. Yang hasilnya sama-sama jauh dari harapan.
Usai dilepas Cardiff City, nasib Chamakh semakin tidak jelas. Hingga sampai kemudian muncul kabar dirinya ditawarkan ke klub Liga 1 Indonesia, Persib Bandung. Seperti diungkapkan langsung pelatih kala itu, Djajang Nurdjaman.
“Ada beberapa nama striker yang ditawarkan agen. Seperti Uchebo asal Nigeria, Andre Araujo asal Brasil, Bosko Jankovic asal Serbia dan Marouane Chamakh," ungkap Djanur saat ditemui di Mes Persib, Rabu (22/3/17).
Meski Djajang Nurdjaman mengakui sempat tertarik, akhirnya memang tak ada kesepakatan yang membuat Chamakh merapat ke Persib Bandung.
Tak hanya Persib, setelahnya Chamakh juga sempat ditawarkan ke klub Liga 1 lainnya, Borneo FC, meski akhirnya juga batal lantaran dianggap tak lebih menjanjikan dibanding penyerang timnas Selandia Baru, Shane Smeltz, yang kemudian dipilih.
Setelah kegagalan merumput bersama Persib dan Borneo FC pada 2017, rupanya Chamakh tak kunjung mendapatkan klub baru yang tertarik memakai jasanya.
Sampai pada akhirnya di pertengahan tahun lalu, dirinya memutuskan secara resmi untuk pensiun atau gantung sepatu di usia 35 tahun.
"Sudah dua tahun sejak saya tak berhubungan dengan sepakbola, itulah yang saya inginkan. Saya ingin lebih dekat dengan keluarga saya. Hari ini, saya dapat mengatakan bahwa saya benar-benar pensiun dari sepak bola,” kata Chamakh dalam acara BeIN Sports 'L'Expresso.
Meski mengaku tak punya rencana kembali ke lapangan hijau. Chamkh juga tak bisa memungkiri hasratnya terhadap sepak bola masih cukup besar. Sehingga, dirinya mengambil kursus kepelatihan sambil melihat peluang masa depan.
“Saya tidak berencana untuk kembali ke sepak bola, baik sebagai pundit atau pelatih, tapi saya merasa semua itu adalah sesuatu yang saya rindukan,” cetusnya.
"Jadi aku akan mencoba untuk kembali. Saya ingin dapat diploma kepelatihan. Saya ingin mengambil langkah demi langkah dan melakukan berbagai hal dengan serius,” terang Chamakh.
Meski gagal di level klub bersama Arsenal, Crystal Palace, dan Cardiff City, Marouane Chamakh sebenarnya terbilang cukup sukses bersama timnas Maroko. Dia selalu menjadi pilihan utama sejak 2004 hingga 2014, dengan total 65 caps dan sumbangsih 18 gol.