FOOTBALL265.COM - Manajemen PSIS Semarang secara terang-terangan mengakui bahwa klubnya mengalami kerugian yang cukup luar biasa setelah kompetisi Liga 1 dihentikan akibat pandemi Covid-19.
Menurut Yoyok Sukawi selaku Chief Executive Officer (CEO) klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini, segala kegiatan bisnis di PSIS terhenti karena tidak adanya pemasukan.
Padahal PSIS masih berkewajiban membayar gaji pemain, pelatih, official, dan karyawan yang bekerja di PT. Mahesa Jenar Semarang.
“Begitu kompetisi berhenti, semuanya pasti berhenti. Jadi industri sepak bola memang begitu,” terang Yoyok Sukawi kepada awak media di Semarang.
“Kami tidak ada pemasukan. Otomatis itu. Baik sponsor, pendapatan tiket, bagi hasil hak siar televisi, semuanya berhenti. Yang berat itu pendapatan kami berhenti, namun masih harus mengeluarkan biaya untuk operasional,” imbuh pria yang juga anggota Exco PSSI ini.
Walaupun kondisinya seperti itu, Yoyok Sukawi menegaskan kalau PSIS tetap tim profesional yang akan membayar kewajiban mereka ke komponen timnya.
“Kalau PSIS tetap profesional. InsyaAllah kami mampu. Tahun ini rugi itu pasti. Kami berhitung tahun ini minusnya 10 – 15 Miliar rupiah. Kami jalani saja, tidak masalah,” bebernya.
Saat ini baik PSIS mau pun klub Liga 1 lainnya memang tengah menunggu PSSI soal kepastian kelanjutan kompetisi. Jika Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak memperpanjang masa tanggap darurat yang saat ini ditetapkan hingga 29 Mei, maka Liga 1 akan kembali bergulir pada Bulan Juli 2020 mendatang.
PSIS sendiri berharap apabila Liga 1 dilanjutkan, kompetisi berjalan seperti semula dengan bisa dihadiri oleh penonton yang datang langsung ke stadion.