FOOTBALL265.COM - Manchester City pernah dipermalukan klub papan bawah Liga Inggris, Middlesbrough, dengan skor memalukan yakni 8-1 pada musim 2007-2008 silam.
Kejadian memalukan tersebut terjadi pada 11 Mei 2008 yang membuat para penggemar The Citizens menanggung malu akibat kekalahan tim yang mereka sayangi. Terlebih mereka kalah dengan skor 1-8 dari Middlesbrough.
Padahal pada saat musim 2008, Manchester City terbilang cukup berada dalam situasi finansial yang bagus. Pasalnya, sang pemilik, Thaksin Shinawatra, memberi suntikan dana yang lumayan besar. Mereka jelas mampu membeli pemain sekelas Elano Blumer, Benjani Mwaruwari, hingga Martin Petrov.
Saat itu juga, The Citizens merekrut Sven-Goran Eriksson sebagai pelatih yang menangani skuatnya. Para penggemar pun memiliki antusiasme yang tinggi, sebab sang pelatih sudah mengantarkan Lazio berjaya dan berpengalaman meracik startegi Timnas Inggris.
Di balik performanya yang apik dalam menangani suatu klub, ternyata pelatih asal Swedia tersebut memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan Thaksin Shinawatra, pemilik Manchester City sekaligus pengusaha kaya raya serta politikus asal Thailand.
Hal ini juga yang menciptakan kekalahan memalukan bagi Manchester City saat menjamu Middlesbrough. Bagaimana bisa?
Hubungan Sven-Goran Eriksson dan Thaksin Shinawarta awalnya sebenarnya baik-baik saja. Kinerja sang pelatih pun saat itu juga sangat baik karena berhasil membawa The Citizens menduduki peringkat tiga besar Liga Inggris musim 2007-2008.
Namun, tiba-tiba mantan perdana menteri Negeri Gajah Putih itu bersikap dingin ke Eriksson. Eriksson pun menganggap sang pemilik klub tidak paham betul mengenai sepak bola, terlihat saat dirinya ingin membicarakan rencana skuat untuk musim berikutnya yang hanya berbau bisnis.
“Pada Maret, April, saya menyadari dia tak senang karena saya ingin membicarakan musim depan, untuk membuat tim lebih baik, tetapi dia selalu memiliki alasan dan tidak datang saat rapat,” kata Eriksson kepada The Planet Football.
Pada saat itu Eriksson merasa performa tim asuhannya tersebut begitu baik dengan uang yang dikeluarkan. Maka dari itu, dirinya ingin membuat klubnya lebih baik lagi.
“Saya merasa performa kami sangat baik sebanding dengan uang yang dikeluarkan. Saya tahu tim baik-baik saja dan saya berfikir ingin membuatnya lebih baik lagi musim depan,” tambahnya.
Lebih lanjut, hubungan Eriksson dan Shinawatra pun semakin tidak harmonis. Hal ini berimbas pada jabatan yang dimiliki sebagai pelatih kepala Manchester City.
Meski begitu, sosok Eriksson sudah menjadi figur yang luar biasa bagi para penggemar dan skuat. Bahkan, para pemain sampai ingin mogok main demi pelatih mereka itu.
“Saya ingin betul waktu itu sang kapten tim, Richard Dunne, datang ke kantor dan berkata tidak ingin bermain. Lalu saya jawab bahwa kita harus tetap bermain. Kita harus profesional,” kenang pelatih berusia 72 tahun itu.
Kendati demikian, Eriksson tak mampu membangkitkan gairah para pemain ketika tampil di lapangan hijau. Pada pekan terakhir Liga Inggris musim 2007-2008, Manchester City mengalami kekalahan tragis 1-8 dari Middlesbrough.
Pada akhir pada Juli 2008, Sven-Goran Eriksson pun akhirnya secara resmi berpisah dengan skuat Manchester City. Hal yang paling disesali oleh pelatih tersebut adalah alasan Thaksin Shinawatra yang tak jelas dalam pemecatan dirinya.