AC Milan, Gagap Pekerjakan Mantan Hingga Revolusi Gazidis yang Miris
Musim ini geliat Milan perlahan mulai terlihat, meski belum mampu merusak hegemoni Juventus namun Rossoneri memiliki proyek besar dengan direktur Paolo Maldini, yang merupakan legenda klub dan pelatih Stefano Pioli.
AC Milan kini berada di urutan ketujuh klasemen sementara Serie A Italia 2019/20 hingga giornata ke-26. Namun, tampaknya manajemen klub tak sabar melihat Rossoneri kembali berjaya di kancah Eropa.
Muncul lah ide perombakan besar-besaran di klub, yang dicanangkan oleh sang CEO, Ivan Gazidis yangkemudian disebut sebagai Revolusi Gazidis. Ide ini berupa pemecatan Stefano Pioli dan merekrut eks pelatih RB Leipzig, Ralf Rangnick serta menjual beberapa peman yang memiliki gaji besar di tubuh Rossoneri.
Meski baru rencana, ide Gazidis telah menuai kecaman karena nampak tidak menghargai kinerja Stefano Pioli yang membuat Rossoneri mulai menunjukkan penampilan apiknya.
Zvonimir Boban menjadi sosok yang paling menentang ide eks CEO Arsenal tersebut. Dikutip dari Il Giornale, Boban menganggap Gazidis sebagai diktator. Ia pun menyayangkan sikap CEO yang mengikat kontrak dengan Rangnick pada Desember 2019.
Namun, imbasnya Boban justru didepak dari jabatannya sebagai Chief Football Officer AC Milan per 7 Maret 2020.
Rumor kedatangan Ralf Rangnick terus berlanjut hingga saat ini. Parahnya, pria berpaspor Jerman itu dikabarkan tak puas hanya menjabat sebagai pelatih. Ia juga ingin mendapat mandat sebagai direktur klub.
Hal ini berarti akan banyak pihak yang tersakiti jika Rangnick benar-benar tiba di San Siro, termasuk Paolo Maldini yang kini menjabat sebagai direktur. Padahal, Maldini sudah berhasil mendatangkan beberapa pemain andal seperti Theo Hernandez dan Ismael Bennacer.
Lebih lanjut, apakah Sobat INDOSPORT yakin revolusi Gazidis bakal membuat pengaruh di Milan dan membawa klub kembali meraih kejayaan di era Berlusconi? Atau malah membuat Rossoneri menjadi klub medioker?