FOOTBALL265.COM - Liverpool dan Arsenal dikabarkan saling sikut demi bisa mendapatkan jasa predator Lille yang saat ini sedang naik daun, Victor Osimhen.
Dilansir dari Express, Lille selaku klub pemilik Osimhen sudah legowo dan siap melepas bomber andalannya tersebut kepada Liverpool maupun Arsenal.
Penampilan impresifnya sepanjang musim 2019/20 ini berhasil membawa Lille mengakhiri musim dengan berada di peringkat ke-4 klasemen Ligue 1. Osimhen juga tercatat berhasil mencetak 18 gol dan 6 umpan dari 38 laga di semua kompetisi.
Catatan tersebut membuat dirinya menjadi salah satu aset terpanas di bursa transfer pemain mendatang. Termasuk menjadi target buruan Liverpool dan Arsenal yang berencana menambah daya gedor mereka di lini depan.
Liverpool baru saja kehilangan kesempatan untuk bisa mendapatkan Timo Werner yang memutuskan telah memilih Chelsea sebagai pelabuhan karir selanjutnya.
Sementara Arsenal sedang mengalami dilemma. Pasalnya bomber andalan mereka, Pierre Emerick Aubameyang belum juga mau meneken perpanjangan kontrak dan di sisi lain performa Alexandre Lacazette sepanjang musim 2019/20 ini terhitung kurang memuaskan.
Lille dilaporkan telah membanderol bintangnya tersebut dengan nominal yang lumayan tinggi. Mengingat kontrak Osimhen baru akan habis pada tahun 2024 mendatang.
Kabarnya, Lille mau melepas Osimhen dengan banderol sebesar 54 juta poundsterling (956,4 miliar rupiah). Sementara Osimhen diketahui hanya mau menerima kontrak jangka panjang berdurasi 5 tahun dengan gaji setidaknya bernilai 65 ribu poundsterling (1,1 miliar rupiah) per pekan.
Saat ini kedua klub baik Liverpool maupun Arsenal belum melakukan penwaran resmi untuk memboyong Osimhen. Meskipun begitu, kans predator asal Nigeria ini untuk merapat ke Liga Inggris terbuka sangat lebar.
Baik Liverpool dan Arsenal saat ini sedang bersiap-siap untuk menyambut kembali jadwal Liga Inggris yang akan bergulir pada tanggal 17 Juni mendatang. Khusus untuk Arsenal, mereka akan menghadapi Manchester City di laga pembuka Liga Inggris setelah sempat tertunda akibat pandemi.