FOOTBALL265.COM - Di tengah pandemi virus corona, Liga Malaysia pun dihentikan sementara, layaknya di Indonesia. Tak hanya itu, federasi sepak bola Malaysia (FAM) juga mengizinkan klub menyesuaikan gaji atau ada potong gaji.
Akan tetapi, ada perbedaan mencolok mengenai aturan potong gaji yang dilakukan FAM dengan PSSI. Di Malaysia, disepakati persentasi pengurangan hak pemain maksimal 30 persen, sedangkan di Tanah Air hingga mencapai angka 75 persen.
Hal itu diungkapkan oleh pelatih Sabah FA asal Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto. Ia menjelaskan, di timnya, potongan paling tinggi adalah 15 persen dari kesepakatan awal.
"Di Malaysia, ada edaran surat dari FAM bahwa pemotongan gaji adalah harus ada kesepakatan dari klub dan pemain/pelatih. Dan klub wajib mengirimkan kembali surat kesepakatan untuk pemotongan gaji tesebut ke FAM," tuturnya.
"Dari FAM juga sudah memberikan arahan bahwa pemotongan tidak boleh lebih dari 30 persen dan itu tergantung dari kesepakatan masing-masing klub dengan pemain/pelatihnya".
"Kalau di klub saya, pemotongan paling besar adalah 15 persen," timpal Si Kurus (julukan Kurniawan).
Kebijakan potong gaji di sepak bola Indonesia memang menuai kecaman dari Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) bahkan FIFPro (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Dunia).
Persentasi pemotongan dinilai sangat tinggi sehingga membuat pemain mendapat upah yang rendah, bahkan di bawah UMR (upah minimum regional).