Liga Indonesia

Melihat Keurgensian Timnas Indonesia Akan Penggunaan Pemain Keturunan

Jumat, 12 Juni 2020 21:49 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:
Peluang Pemain keturunan Menuju Timnas

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari lihat terlebih dahulu beberapa jadwal Timnas Indonesia pada berbagai jenjang umur di tahun 2020 ini.

Di mulai dari level senior, mereka harus bersiap tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Sedangkan U 16 dan U 19 bakal menghadapi gelaran Piala Asia.

Dengan tiga event besar yang bakal dihadapi, jajaran pelatih Timnas Indonesia harus bergerak cepat mengumpulkan pemain serta melakukan pemusatan latihan jelang kompetisi berlangsung.

Tugas tersebut cukup berat, pasalnya kompetisi Liga Indonesia sempat terhenti sejak Maret lalu akibat pandemi Corona. Imbasnya, para pemain kemungkinan tidak dalam kondisi prima karena minimnya latihan.

Apalagi sejak Maret lalu terdapat peraturan PSBB dan tetap di rumah, sehingga memperbesar kemungkinan jika para pemain bakal kehilangan setengah bentuk tubuh ideal dan stamina terbaik mereka.

Berbekal fakta tersebut ditambah minimnya catatan penampilan di musim ini, membuat pelatih tentu sulit menemukan pemain yang tengah dalam performa top.

Untuk mengatasi kesulitan itu, tidak ada salahnya jika tim pelatih mencoba memanggil para pemain keturunan di Eropa lantaran sebelum pandemi terjadi mereka sudah memainkan setengah kompetisi.

Berbeda dengan Liga Indonesia yang mulai sejak Februari 2020, sebagian kompetisi di Eropa telah bergulir sejak Agustus atau September tahun lalu sehingga banyak Liga yang telah memainkan paruh pertamanya.

Tim pelatih bisa melihat trek rekor para pemain keturunan saat tampil di paruh pertama, dengan begitu mereka bisa menemukan strategi serta komposisi yang pas untuk skuat Timnas.

Jika melihat situasi Timnas Indonesia yang para pemain lokalnya saat ini minim jam terbang akibat pandemi, serta berpeluang kehilang peak perform maka keputusan menggunakan jasa para bintang keturunan sangatlah tepat.

Terlebih penggunaan pemain keturunan jauh lebih baik ketimbang naturalisasi, lantaran program naturalisasi biasanya menggunakan pemain yang tidak ada hubungan darah dengan Indonesia namun mendapat status WNI karena lama menetap di Tanah Air.

Pemain naturalisasi pun umumnya berusia uzur dan menjadi pilihan jangka pendek, berbeda dengan penggunaan pemain keturunan yang rata-rata sedang top perform dan bisa bertahan lama untuk kelangsungan Timnas Indonesia.

Langkah ini pun mendapat dukungan penuh dari pengamat sepak bola Tanah Air, Timo Scheunemann. Menurut mantan pelatih Persiba itu, PSSI harusnya tetap memantau para pemain keturunan di luar negeri, terlebih jika para pemain tersebut punya kemampuan, punya akar budaya Indonesia yang kuat dan layak masuk Timnas. 

"Pemain keturunan harus dong dipantau. Mereka punya kelebihan pembinaan yg lebih baik, jadi kalau memang layak timnas kenapa tidak, kan (mereka) keturunan," ucap Timo kepada INDOSPORT.

Lantas dengan sisa waktu yang cukup singkat menuju gelaran tiga event besar di tahun 2020 ini, langkah apakah yang bakal diterapkan jajaran pelatih Timnas indonesia serta federasi sepak bola nasional?

Akankah mereka tetap memaksakan menggunakan pemain lokal yang sempat vakum beberapa bulan? Atau mencoba memanggil bintang keturunan sebagai alternatif dalam komposisi skuat mereka.