Liga Indonesia

Persija 2001 Jadi Momen Terindah Dua Dekade Karier Joko Kuspito

Sabtu, 13 Juni 2020 18:34 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dok. Pribadi
Joko Kuspito mengaku moment membela Persija Jakarta menjadi paling berkesan dalam dua dekade perjalanan karirnya sebagai pesepakbola profesional. Copyright: © Dok. Pribadi
Joko Kuspito mengaku moment membela Persija Jakarta menjadi paling berkesan dalam dua dekade perjalanan karirnya sebagai pesepakbola profesional.

FOOTBALL265.COM - Joko Kuspito mengaku kariernya membela Persija Jakarta menjadi paling berkesan dalam dua dekade perjalanan karirnya sebagai pesepakbola profesional, terutama skuat juara musim 2001.

Pada waktu itu, Joko Kuspito merasakan betul bagaimana rasanya berjuang keras menuju juara. Lantaran prestasi juara tidak dicetak secara instan, namun melalui proses yang panjang.

"Skuat itu dibangun Bang Yos (Sutiyoso) sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saya bergabung tahun 1997 dan baru merasakan juara tiga musim setelahnya," tandas Joko Kuspito kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT, Jumat (12/06/20).

Dia pun ingat betul bagaimana Bang Yos berjuang keras hingga cita-cita menjadikan Persija sebagai tim Los Galacticos terwujud. Ketika juara musim 2001, tim macan Kemayoran dihuni materi pemain kelas timnas, seperti Bambang Pamungkas maupun Widodo Cahyono Putro.

"Nur Alim dan Widodo adalah rekan setim saya sejak 1997 hingga juara. Dan Bepe (Bambang Pamungkas) adalah striker muda potensial selepas pemusatan latihan di tim nasional," beber dia.

Maka dari itu, membela Persija selama 6 musim akan selalu dikenang sebagai perjalanan karier yang hebat. Terlebih, tim ibukota itu juga mewujudkan mimpinya merasakan atmosfer sepak bola level internasional.

"Saya menjadi bagian skuat timnas asuhan Ivan Kolev sampai final Piala Tiger (AFF) tahun 2002. Waktu itu, saya juga merasakan pengalaman bermain di Liga Champions Asia," tandas dia.

Sayang, debut bersama Persija di ajang LCA berlangsung singkat saja. Joko Kuspito dkk langsung tersingkir pada babak penyisihan dengan sistem gugur, setelah kalah 1-4 di markas Kashima Antlers Jepang, tanpa leg kedua atas kondisi politik di Jakarta.