FOOTBALL265.COM - Pelatih tim Liga 1 Persib Bandung, Robert Rene Alberts, menceritakan perjalanan kariernya sebagai pemain sepak bola di Ajax Junior.
Menurut pelatih yang sempat menangani PSM Makassar ini, pada tahun 1960 Ajax sudah menjadi klub dengan reputasi besar, sehingga setiap anak memiliki cita-cita bergabung dengan tim tersebut. Walaupun, saat itu di Amsterdam ada beberapa klub profesional.
"Ada beberapa klub saat itu dan beberapa adalah klub profesional. Ada Blauw-Wit, DWS dan De Volewijckers, setelah itu Blauw-wit dan DWS bergabung menjadi FC Amsterdam meski tidak bertahan lama. De Volewijckers juga berhenti menjadi klub profesional," kata Robert Alberts.
"Jadi mimpi besar setiap anak muda adalah bermain untuk Ajax dan bermain di stadion bernama De Meer yang letaknya di sebelah Timur Amsterdam," kenangnya.
Ketika tahun 1966, Robert Alberts berusia 12 tahun dan mengikuti seleksi terbuka yang dilakukan oleh Ajax. Saat itu, ia berusaha menampilkan permainan terbaiknya, karena seleksi diikuti oleh ribuan peserta.
"Lalu orang-orang memandu bakat mereka, dan ada juga pemain dari tim utama Ajax atau mantan pemain yang datang. Di sana kami memainkan small sided games."
"Jadi pemain yang berpotensi dicatat namanya dan ketika hari pertama seleksi selesai, mereka yang terpilih diminta untuk datang lagi pada akhir pekan berikutnya," ungkapnya.
Setelah mengeluarkan penampilan terbaiknya, Robert Alberts akhirnya berhasil melalui tahapan seleksi dengan hasil memuaskan dan dinyatakan lolos. Hal itu membuatnya bangga lantaran perjuangannya berbuah manis.
"Setelah melalui proses beberapa akhir pekan, saya lolos setelah menyingkirkan sekitar 5 ribu pemain dan masuk tim junior Ajax untuk kelompok usia 12 hingga 14," ucap salah satu pelatih asing di Liga 1 2020 tersebut.
"Dari sana saya memulai karier. Jadi bisa dibilang ini bukan merupakan akademi yang sesungguhnya dan lebih mirip modul latihan biasa. Meski setiap pelatih yang bekerja di tim junior Ajax, mempunyai kualifikasi tinggi dalam bidangnya," ujarnya.