In-depth

Gennaro Gattuso, Si Tukang Ribut yang Kini Jadi Pemersatu

Kamis, 18 Juni 2020 20:35 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Francesco Pecoraro/Getty Images
Gennaro Gattuso sukses membawa perubahan besar di klub Napoli walau datang sebagai pelatih muda minim prestasi di pertengahan musim lalu.  Copyright: © Francesco Pecoraro/Getty Images
Gennaro Gattuso sukses membawa perubahan besar di klub Napoli walau datang sebagai pelatih muda minim prestasi di pertengahan musim lalu.
Tukang Ribut yang Kini Jadi Pemersatu

Gennaro Gattuso adalah sosok yang sangat terkenal di sepak bola. Sebelum masuk ke dunia kepelatihan, ia adalah pemain legendaris milik AC Milan dan Timnas Italia. 

Gattuso adalah bagian dari tim AC Milan yang memenangkan dua gelar scudetto dan dua trofi Liga Champions Eropa. Ia juga jadi bagian penting dari Timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman. 

Namun, bukan cuma kemampuannya di lapangan yang jadi sorotan orang, tetapi juga sifat temperamentalnya yang tidak ada tanding di Italia. 

Saat masih aktif di lapangan hijau, Gennaro Gattuso dikenal sebagai pemain yang bertipe ngotot dan keras. Tak cuma ngotot saat bermain, tetapi juga ngotot ketika harus perang urat syaraf dengan pemain lawan. 

Itulah sebabnya ia dijuluki sebagai 'Rino' yang dalam bahasa Italia berarti 'Badak'. Sudah banyak orang di lapangan yang terlibat perkelahian dengan dirinya, mulai dari pemain sampai asisten pelatih. 

Salah satu yang paling terkenal adalah perseteruannya dengan asisten pelatih Harry Redknap, Joe Jordan, dalam sebuah laga panas antara AC Milan vs Tottenham di Liga Champions 2010/2011.

Pertentangan antara Gattuso dengan Joe Jordan berlangsung dua kali, yakni saat pertandingan berlangsung dan sesudah pertandingan. 

Saat pertandingan berlangsung, Gattuso sampai mencekik leher Joe Jordan sebelum akhirnya dipisahkan. Sementara sesuai pertandingan, Gattuso terlihat menanduk kepala Jordan. 

Bahkan sifat ini juga dibawanya ketika menjadi pelatih. Ketika membesut Pisa di Serie B, Gattuso pernah kedapatan menampar wajah asistennya sendiri di pinggir lapangan. 

Gattuso juga pernah ngamuk-ngamuk saat konferensi pers semasa membesut klub Yunani, OFI Crete pada 2014. Gattuso marah setelah pemberitaan yang memberitakan ia bakal hengkang dari klub tersebut. 

Kini, di usianya yang ke-42 tahun, Gattuso tampak berubah. Ia kelihatan lebih tenang dan tak banyak omong. Di Napoli, Gattuso bahkan dianggap sebagai pemersatu ulung yang sanggup membangkitkan permainan Dries Martens dkk. 

Pendapat itu dikemukakan langsung oleh presiden klub, Aurelio De Laurentiis. Ia memuji transformasi yang dilakukan Gattuso usai menggantikan Ancelotti. 

De Laurentiis melihat skuatnya kini lebih menyatu sejak kehadiran Si Badak. Hal itu dibuktikan dengan berhasilnya mereka menjuarai Coppa Italia usai melewati hadangan dua tim terkuat di Serie A, Inter Milan dan Juventus. 

"Sejak Gattuso tiba, banyak hal berubah di sini dan semua orang berkumpul di sekelilingnya, di sekitar klub, dan bersatu padu di Napoli," ujar De Laurentiis kepada RAI Sport.

Gennaro Gattuso pun tentu tidak akan berhenti sampai di sini. Dengan kemauan untuk belajar serta memiliki karakter yang kuat, Gattuso diyakini bakal menjadi pelatih besar di masa depan.