Liga Indonesia

Awal 2000 Ramai, Made Pasek Lebih Suka Era Bali United

Sabtu, 20 Juni 2020 10:11 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

FOOTBALL265.COM - Sepak bola Pulau Bali pernah ramai pada awal 2000-an. Persegi Gianyar, Perseden Denpasar dan Persekaba Badung bermaterikan pemain bintang. Namun legenda hidup sepak bola Bali, I Made Pasek Wijaya lebih suka era Bali United.

Made Pasek terbilang telat membela klub Tanah Bali. Setelah bertahun-tahun berseragam Pelita Jaya dan Timnas Indonesia, Made Pasek baru pulang ke Bali pada tahun 2002. Made Pasek membela Persegi Gianyar yang dibesut Sutan Harhara.

Pada kompetisi Divisi Satu 2002, Persegi bersaing ketat dengan Perseden Denpasar. Stadion Klabat Manado akhirnya jadi penentu. Perseden berhak lolos ke Divisi Utama 2003, setelah mengungguli klub lain, termasuk Persegi.

Kejayaan Perseden hanya bertahan semusim. Dengan materi bintang, Perseden malah harus degradasi lagi ke Divisi Satu 2004. Lalu pada 2005, giliran Persegi Gianyar dapat tiket promosi.

Selain Persegi dan Perseden, kala itu Persekaba Badung juga terbilang menjanjikan. Persekaba diperkuat pemain kenamaan seperti Miro Baldo Bento, Gangga Mudana, Stephen Weah, Zah Rahan hingga Agus Santiko pada musim 2004.

Namun sekali lagi, nasibnya sama seperti Perseden. Muncul ke permukaan, kemudian tenggelam lagi. Bahkan saat klub dilarang menggunakan APBD tahun 2008, klub-klub Bali mulai tiarap. PS Badung sempat promosi ke Divisi Utama 2015, tapi sialnya kompetisi saat itu terhenti.

Geliat nyata baru muncul pada 2015, setelah pengusaha Pieter Tanuri mengakuisisi Putra Samarinda. Klub itu kemudian dinamakan Bali United. Dalam waktu singkat, Bali United menjadi idola satu pulau. Kesuksesan dilengkapi dengan gelar Liga 1 2019.

Made Pasek senang dengan geliat sepak bola Bali, imbas keberadaan Bali United. Akademi sepak bola mulai dibanjiri anak didik. Namun yang paling utama, setiap laga Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, selalu penuh.

"Bali kan pulau kecil, alangkah baiknya cuma ada satu saja yang di profesional. Kalau seperti awal 2000 ada Perseden, Persekaba, Persegi, akhirnya antusias orang nonton kurang, karena terbagi-bagi. Yang di Gianyar nonton Persegi, yang di Denpasar nonton Perseden. Kalau sekarang kan satu. Dari seluruh Bali dukungnya Bali United," ucap Made Pasek.

Meski hanya satu klub profesional, namun talenta Bali tetap tertampung. Made Pasek menuturkan, mayoritas tim usia muda Bali United dihuni potensi lokal. Termasuk kini tiga tim Elite Pro Academy (EPA) U-16, U-18 dan U-20.

Para pemain muda ini jadi tabungan Bali United dalam lima tahun ke depan. Apalagi Bali United termasuk penyumbang pemain terbanyak di Timnas Indonesia U-19. Ada Irfan Jauhari, Komang Tri Arta, dan Kadek Dimas Satria.

"Dalam setiap tim bisa 80 persen pemainnya dari Bali. Ini yang positif untuk sepak bola Bali," tutur Made Pasek.

Kini ada Kadek Agung Widnyana dan I Made Andhika Wijaya yang sering dimainkan di tim senior Bali United. Bukan tak mungkin beberapa tahun mendatang Bali United dipadati talenta-talenta lokal. Dengan bakat yang tampak kini, Made Pasek yakin hal itu berpotensi terwujud.