Liga Indonesia

Sambut Baik Kelanjutan Liga 2, PSMS Desak PSSI Keluarkan Regulasi Gaji

Sabtu, 20 Juni 2020 19:21 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Herry Ibrahim
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Manajer klub Liga 2 PSMS Medan, Mulyadi Simatupang. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Manajer klub Liga 2 PSMS Medan, Mulyadi Simatupang.

FOOTBALL265.COM - PSMS Medan menyambut baik kelanjutan seluruh kompetisi termasuk Liga 2 2020. Namun PSMS meminta PSSI untuk segera menerbitkan regulasi, terutama terkait sistem penggajian pemain.

Sebab sebagaimana diketahui bahwa, PSSI telah memberi lampu hijau bahwa seluruh kompetisi bakal dihelat kembali pada September atau Oktober mendatang. Hal itu telah ditetapkan dalam rapat Exco PSSI beberapa hari lalu dan resmi diumumkan kemarin.

Setali tiga uang, lampu hijau PSSI tersebut juga direspon positif dari operator kompetisi, PT. Liga Indonesia Baru (LIB), yang kini dipimpin Direktur Utama (Dirut) baru, Ahmad Hadian Lukita.

PSMS kembali meminta kepastian soal penggajian pemain. Sebab aturan pengajian pemain selama kondisi force majeure sejak Maret dengan besaran maksimal 25 persen telah berakhir di Juni ini.

"Soal kelanjutan gaji pemain ini gimana untuk bulan-bulan berikutnya. Kami butuh kepastian soal ini karena kami berencana Juli sudah kembali menggelar TC," kata Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang, Sabtu (20/6/20).

"Soal ini lah kami minta kepada PSSI untuk segera mengeluarkan surat keputusan baru terkait penggajian pemain. Inilah yang kami tunggu surat resmi dari PSSI," lanjut Mulyadi.

Terkait hal itu, sambung Mulyadi, pihaknya telah menyurati PSSI beberapa hari lalu. Namun belum mendapat respon atau tanggapan dari induk organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut.

"Intinya kami berharap PSSI segera mengeluarkan pedoman baru soal pembayaran gaji pemain ini. Karena kami butuh kepastian untuk menyiapkan dananya," pungkas pria yang juga menjabat sebagai penanggungjawab klub PSMS ini.

Sebagai informasi, seluruh kompetisi baik Liga 1 maupun Liga 2 tengah dihentikan sementara sejak Maret lalu akibat dampak pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk di Indonesia.