3. Tiemoue Bakayoko

Musim 2017/18 memang menjadi musim transfer terburuk Chelsea dalam satu dekade terakhir. Selain mendatangkan Danny Drinkwater dengan harga mahal, The Blues juga memboyong Tiemoue Bakayoko dengan harga 40 juta poundsterling (Rp700 miliar).

Dengan harga melebihi N’Golo Kante, ia didapuk sebagai duet maut dari kompatriotnya tersebut. Sempat nyetel di awal-awal musim, Bakayoko kehilangan kepercayaan dirinya akibat cedera.

Dengan gaji masif yang masih ia terima dari Chelsea saat ini, tentu wajib bagi The Blues melegonya di musim panas 2020 ini sekaligus merampingkan skuat di lini tengah.

4. Emerson Palmieri

Pemain berkebangsaan Italia ini didatangkan Chelsea pada bursa transfer musim dingin 2018 silam. Kedatangannya diharapkan menambah daya gedor The Blues di sektor kiri.

Sempat menuai kesuksesan dan tampil solid di musim 2018/19, kini nama Emerson Palmieri mulai terpinggirkan. Cedera dan inkonsistensi menjadi penyebab namanya terpinggirkan dar starting line up.

Dengan keinginan Lampard mendatangkan bek kiri anyar, mau tidak mau Chelsea harus melepasnya agar memberi ruang untuk pemain baru.

5. Kurt Zouma

Lini belakang Chelsea pada musim ini terbilang tak solid. Disebutkan salah satu penyebabnya adalah buruknya komunikasi serta penampilan di lini pertahanan. Alhasil The Blues berencana mencari bek anyar yang solid dan memiliki gaya kepimpinan.

Untuk bisa mendatangkan bek anyar, mau tidak mau Chelsea harus melego satu dari empat beknya. Kurt Zouma menjadi opsi pertama untuk dilepas. Hal ini lantaran tiga bek lainnya seperti Antonio Rudiger dianggap berpengalaman dan Andreas Christensen serta Fikayo Tomori terbilang masih muda dan menjanjikan.

Dengan penampilannya yang inkonsisten pasca cedera horor yang diterimanya, nama Zouma pun berencana dilepas kendati pernah menjadi salah satu pemain terbaik di lini pertahanan Chelsea.