In-depth

Kisah Pemain Jepang, Jimat Keberuntungan Jika Ingin Juara Liga Inggris

Senin, 29 Juni 2020 19:28 WIB
Editor: Coro Mountana
 Copyright:
Junichi Inamoto

Kisah bermula saat Arsenal mendatangkan Junichi Inamoto dari Gamba Osaka dengan status pinjaman semusim pada Liga Inggris 2001/02. Saat itu, Arsenal meminjam Inamoto berkat penampilan gemilang di Liga Jepang hingga disebut sebagai salah satu wonderkid.

Sayang, Inamoto tak dapat berkembang di Liga Inggris karena persaingan untuk mendapatkan tempat di tim inti Arsenal sangat ketat. Alhasil, Inamoto tidak pernah sama sekali bermain di Liga Inggris, tetapi dalam catatan, ia ternyata sempat tampil membela Arsenal pada ajang Liga Champions.

Dengan total hanya bermain dalam 4 pertandingan bersama Arsenal, Inamoto pun segera kembali ke Gamba Osaka semusim berikutnya. Meski demikian, kehadiran Inamoto ternyata menyertai langkah Arsenal dalam merebut gelar Liga Inggris pada musim itu.

Minim kontribusi, Junichi Inamoto tetap tercatat menjadi saksi sejarah Arsenal menjadi juara Liga Inggris biar bagaimana pun juga. Kisah sukses Inamoto pun menjadi keran pembuka bagaimana pemain Jepang menjadi jimat keberuntungan juara Liga Inggris.

Shinji Kagawa

© Getty Images
Shinji Kagawa dalam sesi latihan Timnas Jepang di Piala Dunia 2018. Copyright: Getty ImagesShinji Kagawa dalam sesi latihan Timnas Jepang di Piala Dunia 2018.

Sekitar 11 tahun kemudian, pemain Jepang lain ternyata datang kembali ke Liga Inggris. Kali ini Manchester United yang memasuki era akhir Sir Alex Ferguson, memilih untuk mendatangkan bintang Borussia Dortmund, Shinji Kagawa pada musim 2012/13.

Berbeda dengan Inamoto, Kagawa yang pada akhirnya bermain dalam 2 musim, sukses memberikan kontribusi lebih berarti. Tampil dalam 38 pertandingan bersama Manchester United di Liga Inggris, Kagawa sukses mencetak 6 gol dan 8 assists.

Tapi musim terbaik Kagawa bisa dikatakan terjadi pada awal kedatangannya di mana Manchester United akhirnya berhasil memenangi gelar Liga Inggris ke-20. Meski tak selalu diturunkan, Kagawa memegang peran penting dalam keberhasilan Manchester United saat itu.

Sayang memang di musim keduanya, setelah kepergian Sir Alex Ferguson, Kagawa pun mengalami penurunan peforma hingga akhirnya dilepas. Namun demikian, Kagawa meneruskan tradisi pemain Jepang yang sukses bawa timnya juara Liga Inggris di musim pertamanya.

Shinji Okazaki

© Getty Images
Kante berebut bola dengan Okazaki. Copyright: Getty ImagesKante berebut bola dengan Okazaki.

Kisah sukses Kagawa ternyata menginspirasi Shinji Okazaki untuk datang ke Liga Inggris dengan bergabung bersama Leicester City di musim 2015/16. Baru semusim bergabung dengan Leicester City, ternyata peran Okazaki sangatlah penting.

Dalam formasi 4-4-2, Okazaki ditempatkan sebagai tandemnya Jamie Vardy di lini depan. Etos kerja kerasnya dan kecepatan yang dimiliki Okazaki menjadi salah satu alasan mengapa Jamie Vardy di musim itu berhasil mencetak gol.

Tak hanya itu saja, gaya main Okazaki yang dikenal sebagai pekerja keras, ternyata sanggup menjadikan Leicester City juara Liga Inggris. Padahal semusim sebelumnya, Leicester City nyaris terdegradasi dari Liga Inggris.

Akan tetapi begitu Okazaki datang, Leicester City seakan menemukan jimat keberuntungan untuk berlari dan menciptakan sejarah dengan jadi juara Liga Inggris. Jadi jika ada tim lain lagi ingin juara Liga Inggris, sepertinya mendatangkan pemain Jepang bisa menjadi solusi, bukan begitu?