Ketika Stefano Pioli Temukan Formula Ketajaman Lini Depan AC Milan
Salah satu kelemahan AC Milan musim ini adalah sulitnya menemukan Starting XI yang stabil dalam pertandingan. Hampir tiap laga Milan selalu bongkar pasang pemain dan bereksperimen dengan formasi.
Namun, selepas jeda pandemi, AC Milan mulai menemukan starter pemain terbaik mereka. Semua diawali dengan mengandalkan empat pemain kunci mereka yakni Alessio Romagnoli dan Simon Kjaer (bek) dan duet Ismael Bennacer dan Franck Kessie di posisi gelandang bertahan (double pivot).
Keempat pemain ini tak hanya membantu Milan bertahan, namun juga menjadi pondasi yang memudahkan para gelandang dan pemain sayap untuk menyusun serangan yang nyaman.
AC Milan sendiri kini nyaman menggunakan formasi 4-2-3-1. Di tangan Pioli, Samu Castillejo kembali ke performa terbaiknya untuk menjadi gelandang sayap yang ditakuti.
Sementara Hakan Calhanoglu digeser ke kiri untuk memberikan ruang kepada Giacomo Bonaventura yang baru sembuh dari cedera di posisi gelandang serang tengah.
Formasi ini ternyata sangat efektif karena Milan juga memiliki dua bek sayap yang memiliki kemampuan penetrasi bagus yakni Theo Hernandez (kiri) dan Andrea Conti (kanan).
Dinamika lini tengah dan sayap membuat serangan AC Milan menjadi berbahaya. Jangan lupakan pula peran Lucas Paqueta yang dalam beberapa laga terakhir sanggup menggantikan peran Bonaventura dengan cukup baik.
Sementara eksperimen paling mencolok dari Pioli adalah dengan menempatkan Ante Rebic sebagai striker tunggal di depan. Padahal, pemain asal Kroasia ini memiliki posisi asli sebagai penyerang sayap.
Namun, kepercayaan itu sanggup dibayar Rebic dengan gelontoran golnya sebulan terakhir ini. Stefano Pioli juga beruntung karena para pemain pelapis seperti Rafael Leao, Zlatan Ibrahimovic (baru pulih dari cedera), dan Alexis Saelemaekers bisa memainkan beberapa posisi di lini depan.
Dalam laga lawan Lazio dini hari tadi Stefano Pioli melakukan sedikit perubahan pada barisan lini depan di mana Rebic ditarik menjadi gelandang serang kanan dan Calhanoglu ditempatkan di tengah.
Sementara posisi kiri diisi oleh Lucas Paqueta yang tampil cukup bagus. Untuk lini depan, Stefano Pioli menempatkan Rafael Leao.
Leao dan Rebic seakan bertukar peran dari penyerang sayap menjadi striker tengah. Meski ada perubahan, Stefano Pioli tetap pada pakem formasi 4-2-3-1.
Racikan ini terbukti sangat berhasil membuka potensi terbaik skuat AC Milan saat ini. AC Milan seakan bisa menantang tim manapun di Serie A. Seandainya Stefano Pioli sudah menemukan formula ini sejak awal, mungkin posisi mereka di klasemen Serie A Italia akan jauh lebih baik ketimbang saat ini.