In-depth

Sukses Mason Greenwood dari Akademi Man United, Glorifikasi yang Prematur

Selasa, 7 Juli 2020 22:51 WIB
Editor: Coro Mountana
© Peter Powell/Pool via Getty Images
Selebrasi gol Mason Greenwood di laga Liga Inggris Manchester United vs Bournemouth Copyright: © Peter Powell/Pool via Getty Images
Selebrasi gol Mason Greenwood di laga Liga Inggris Manchester United vs Bournemouth
Glorifikasi Prematur Akan Kehadiran Mason Greenwood

Menurut KBBI, glorifikasi sendiri berarti proses, cara, memuliakan dan sebagainya. Dalam konteksnya dengan kasus Greenwood, terlihat sebuah fenomena jika glorifikasi atau euforia yang dilakukan terhadap bintang muda Manchester United itu terbilang prematur, mengapa begitu?

Pasalnya, sudah sangat banyak produk akademi Manchester United yang baru muncul tapi malah jadi layu sebelum berkembang gara-gara terkena paparan glorifikasi berlebihan. Tentu kita semua tidak ingin hal yang sama terjadi juga dengan Mason Greenwood, bukan?

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana wonderkid-wonderkid Manchester United muncul pertama kali, seperti Federico Macheda, Adnan Januzaj hingga Jesse Lingard langsung mendapatkan glorifikasi. Akan tetapi, seperti yang kita tahu, ketiga bintang itu malah tenggelam atau perkembangannya stagnan.

Federico Macheda

© talkSPORT
Federico Macheda saat mencetak gol untuk Manchester United. Copyright: talkSPORTFederico Macheda saat mencetak gol untuk Manchester United.

Federico Macheda sempat mendapat glorifikasi secara masif setelah dianggap menjadi pahlawan Manchester United saat menjuarai Liga Inggris 2008/09. Hal itu dikarenakan, golnya ke gawang Aston Villa dan Sunderland saat itu, sukses membuat Manchester United unggul 4 poin atas Liverpool.

Glorifikasi yang datang pada Macheda di usia sangat muda membuatnya ingin mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak. Sempat ditentang Sir Alex Ferguson, Macheda tetap keras kepala memilih hengkang ke Sampdoria dengan status pinjaman.

Seperti yang kita tahu, Macheda gagal total di Sampdoria dan menyesal tidak mendengarkan saran Ferguson untuk tetap bermain di Inggris. Selepas itu, karier Macheda tak pernah baik karena terus dihantam cedera hingga akhirnya diketahui sedang berjuang bersama Panathinaikos.

Adnan Januzaj

© Tom Purslow/Man Utd via Getty Images
Pemain Manchester United, Adnan Januzaj dilaporkan setuju bergabung dengan klub Spanyol, Real Sociedad. Copyright: Tom Purslow/Man Utd via Getty ImagesAdnan Januzaj saat di Manchester United.

Setali tiga uang dengan Macheda, Adnan Januzaj saat pertama kali diorbitkan juga mendapatkan glorifikasi begitu besar. Sampai-sampai, ia diperebutkan oleh Kosovo, Belgia hingga Inggris untuk diajak dalam timnasnya.

Januzaj memang sempat menunjukan peforma dan tanda-tanda kalau ia bakal menjadi pemain bintang, tapi itu hanya semusim saja. Setelah itu, Januzaj terlihat seperti besar kepala sehingga tidak mampu menunjukan peforma terbaiknya hingga akhirnya terdampar di Real Sociedad.

Jesse Lingard

Teranyar, ada Jesse Lingard yang di awal kemunculannya juga terlihat begitu menjanjikan hingga kerap dijuluki dengan Lingardinho (mengacu pada nama pemain Brasil). Namun, dikarenakan di Manchester United terjadi begitu sering pergantian pelatih, membuat perkembangan Jesse Lingard stagnan.

Pasalnya, beda pelatih, maka strategi pun berubah dan membuat jika pemain tidak cocok dengan perubahan itu, bisa-bisa perkembangannya jalan di tempat. Mau buktinya? Tercatat sepanjang kariernya, Jesse Lingard ini pemain yang paling sering berganti posisi.

© Sam Bagnall - AMA/Getty Images
Jesse Lingard dan Louis van Gaal Copyright: Sam Bagnall - AMA/Getty ImagesJesse Lingard dan Louis van Gaal

Mulai dari striker, sayap, hingga pemain tengah, dengan total 8 posisi berbeda pernah dicicipi oleh Lingard. Memang benar itu akan membuat Lingard menjadi pemain serba bisa, tapi di sisi lain, kita pun jadi tidak sadar di mana sebenarnya posisi asli Jesse Lingard.

Akhirnya, Lingard yang kita kenal hanyalah pemain yang punya energi dan determinasi tinggi saja. Sedangkan untuk aspek lainnya, Lingard benar-benar stagnan dan terlihat sekarang ia mulai tersingkir dari skuat inti Manchester United.

Ada banyak bintang muda Manchester United jadi layu sebelum berkembang akibat cedera, besar kepala dan masih banyak lagi faktor yang membuat glorifikasi secara prematur itu tidak ada gunanya.

Pada akhirnya, melihat banyak bintang muda Manchester United yang layu sebelum berkembang akibat terpapar glorifikasi secara masif, rasanya puja-puji yang diberikan kepada Greenwood terbilang prematur.

Lebih baik, kita menyaksikan saja perkembangan karier Mason Greenwood di Manchester United tanpa adanya gangguan glorifikasi berlebihan yang justru, itu bakal menjadi racun baginya.