FOOTBALL265.COM – Alfin Tuasalamony, permata Timnas Indonesia yang berasal dari Tulehu, ternyata pernah merasa frustasi hingga nyaris ingin bunuh diri.
Siapa tak kenal Alfin Tuasalamony? Ia adalah salah satu permata Tulehu yang dikirimkan oleh Tuhan untuk mengisi bek sayap Timnas Indonesia. Memiliki kecepatan dan daya eksplosifitas, membuat Alfin Tuasalamony sejak kecil sudah menonjol.
Melihat Alfin Tuasalamony memiliki masa depan yang cerah, ia pun dimasukan dalam proyek PSSI pada tahun 2008 dalam mengembangkan pemain muda di Uruguay, program itu bernama SAD. 2 tahun menimba ilmu di Uruguay, membuat bakat Alfin Tuasalamony terasah sehingga direkrut CS Vise.
Sebagai informasi, CS Vise merupakan klub yang dimiliki oleh pengusaha asal Indonesia, Nirwan Bakrie. Bersama dengan Yandi Sofyan, Syamsir Alam, dan Yericho Christiantoko, Alfin Tuasalamony memulai petualangannya di CS Vise.
Pada musim perdananya di Eropa, Alfin Tuasalamony rupanya berhasil mendapatkan kesempatan lebih dibanding rekan-rekannya sesama alumni SAD. Total dalam 20 pertandingan, Alfin Tuasalamony berhasil menyarangkan satu gol dan satu assists.
Momen bersejarah itu terjadi saat CS Vise melawan Royal Antwerp dengan laga berkesudahan 1-3 untuk tim lawan. Meski kalah, Alfin Tuasalamony mencetak satu-satunya gol CS Vise sekaligus menjadi pemain Indonesia kedua yang mencetak gol di Eropa setelah Kurniawan Dwi Yulianto di Luzern.
Pada musim kedua, karier Alfin Tuasalamony semakin cemerlang dengan sukses tampil dalam 29 pertandingan. Mendekati akhir musim, Alfin Tuasalamony sempat dirumorkan bakal hengkang ke Bologna atau Benfica yang sudah melemparkan tawaran resmi.
Namun sangat disayangkan, kedua klub itu benar-benar menunjukan keseriusannya sehingga mengakibatkan Alfin Tuasalamony harus pulang ke Indonesia. Meski begitu, panggilan untuk membela Timnas Indonesia U-23 untuk ajang SEA Games sedikit bisa mengobati kekecewaannya.
Pahlawan Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2013
Diberi kepercayaan oleh pelatih Rahmad Darmawan untuk menjadi kapten Timnas Indonesia U-23, membuat Alfin Tuasalamony sangat bersemangat. Namun, realitanya, Timnas Indonesia U-23 nyaris tersingkir di fase grup setelah dibantai Thailand, ditahan Timor Leste dan hanya menang tipis atas Kamboja.
Pertandingan hidup mati pun harus dilakoni Alfin Tuasalamony di laga terakhir fase grup melawan tuan rumah, Myanmar. Bertanding di Stadion Thuwunna pada 16 Desember 2013, Alfin Tuasalamony menjadi pahlawan setelah mencetak gol sematawayang lewat eksekusi penalti.
Timnas Indonesia U-23 pun lolos dari lubang jarum dan melangkah ke babak semifinal untuk menantang Malaysia. Sekali lagi, Alfin Tuasalamony berhasil menunaikan eksekusi dalam drama adu tendangan penalti untuk mengalahkan Malaysia sekaligus mengirimkan Timnas Indonesia U-23 ke babak final.
Sayang, perjalanan heroik Alfin Tuasalamony memimpin Timnas Indonesia U-23 harus terhenti setelah kalah tipis 0-1 dari Thailand. Usai SEA Games, Alfin Tuasalamony dihadapkan pada persimpangan jalan antara main di Persebaya atau trial di Ventroet Kofu dan DC United.
Keputusan berat pun diambill Alfin Tuasalamony untuk pergi ke Persebaya demi dekat dengan keluarga. Meski sudah memutuskan, ada secercah penyesalan yang terbesir di hati Alfin Tuasalamony karena kesempatan bermain di luar negeri sejatinya terbuka.
Apapun itu, Alfin Tuasalamony fokus bersama Persebaya Surabaya yang akhirnya membuatnya ditawari untuk bergabung dengan Persija Jakarta asuhan Rahmad Darmawan. Semua begitu indah, hingga akhirnya insiden yang nyaris membuat Alfin Tuasalamony ingin bunuh diri menghampirinya.