FOOTBALL265.COM - Pencak silat Indonesia berjaya dan meraih sukses besar dalam gelaran Asian Games di Jakarta 2018 silam.
Bertanding di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII), Jakarta, kontingen Merah Putih menyabet 14 medali emas dan satu perunggu dari 16 nomor yang dipertandingkan.
Padahal, itu merupakan debut pencak silat di ajang multievent olahraga terbesar di Asia. Praktis, pujian pun mengalir baik dari masyarakat Indonesia maupun luar negeri.
Kesuksesan itu tak bisa dilepaskan dari peran penting sosok Rony Syaifullah. Ya, pria berusia 44 tahun itu merupakan pelatih kepala pencak silat Indonesia.
Rony memang melambung bersama pencak silat saat masih menjadi atlet. Dia pernah menyabet gelar juara dunia 1997 dan 2000. Tak hanya itu, sosok kelahiran Boyolali 26 Agustus 1976 itu juga menyumbangkan medali emas dalam SEA Games 1997, 2005, dan 2007.
Kini setelah memutuskan keluar dari Timnas Pencak Silat Indonesia, dia menghabiskan waktu di bidang akademisi. Tepatnya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
"Memang saya sudah merencanakan jika Asian Games 2018 sebagai ajang terakhir sebagai pelatih dan ingin fokus mengajar. Karena selama jadi pelatih, saya merasa belum mengabdi 100 persen di kampus," kata Rony saat berbincang dengan awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.
"Sehingga Asian Games kemarin jadi perjua gan terakhir saya. Alhamdulillah hasilnya luar biasa dari anak-anak," tambah dia.
Setelah kembali total ke UNS, Rony justru mendapat promosi jabatan tinggi menjadi Wakil Dekan 1 Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS. Posisi itu seakan jadi moment tepat untuk turut memajukan olahraga di Kampus Kentingan.
"Artinya saya juga ingin memberi peluang bagi pelatih muda untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Sehingga mereka bisa terus berkembang untuk olahraga pencak silat," paparnya.
Rony mengaku tak terkejut dengan pesta medali emas yang diraih para atletnya. Hasil itu sesuai prediksi tim pelatih dari awal, mengacu performa para atlet baik saat pemusatan latihan maupun mengikuti berbagai kejuaraan.
"Tentunya ini sesuai dengan apa yang kami inginkan. Tim pelatih sudah jauh-jauh hari mempersiapkan program latihan yang memang diperuntukkan untuk kemenangan anak-anak," pungkasnya.