FOOTBALL265.COM - Masih ingat dengan Elly Idris, mantan pelatih Persita Tangerang pada Liga 2 2018 lalu? Kini ia sibuk melatih sekolah sepak bola (SSB) Pelita Sawangan sembari mengurus bisnis keluarga.
Kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT, Elly Idris mengatakan fokus melatih pemain muda di usia 8-17 tahun. Meski sempat mendapat tawaran dari klub Liga 2, Babel United, pria 57 tahun itu memutuskan enggan membesut klub untuk sementara waktu.
"Kesibukan saat ini setelah dari Persita, saya melatih dan kegiatan di bola ada terus. Saya melatih di SSB Pelita Sawangan, bantu-bantu disana dan ada kerjaan sedikit bolak-balik Jakarta-Ambon tapi di luar sepak bola, ada usaha keluarga yang dilanjutkan," tuturnya.
"Kemarin itu ada tawaran dari Liga 2, ada Babel United, tapi saya terus terang bilang belum bisa melatih. Tidak enak nanti terbagi konsentrasi karena ada usaha keluarga itu, gak enak kalau sering tinggalin klub," imbuh Elly Idris.
Elly Idris meniti karier junior dengan klub Jayakarta, lalu pindah ke Yanita Utama tahun 1982 dan juara pada edisi 1983 dan 1984 era Galatama. Selanjutnya pemain kelahiran Sanana, Maluku itu menyebrang ke Krama Yudha dan juara pada tahun 1985 dan 1986/87.
Dari Krama Yudha, Elly Idris lalu merapat ke Pelita Jaya dan juara pada Galatama edisi 1989/89 dan 1990. Ia juga pernah membawa Timnas Indonesia finish di empat besar Asian Games 1986.
"Orang yang juara Galatama enam kali itu mungkin hanya saya," katanya.
"Pertama saya ke Jakarta tahun 79-80 di Jayakarta dan jadi runner up Galatama, lalu ke Yanita Utama dan juara Galatama dua kali. Lalu pindah ke Krama Yudha, juara dua kali juga dan selanjutnya ke Pelita Jaya dan juara dua kali".
"Kalau di Timnas Indonesia, saya pernah bawa empat besar Asian Games," sambung pelatih berlisensi AFC A itu.
Meski sukses sebagai pemain, Elly Idris ternyata punya cerita kontroversi saat masih bermain bola. Berdasarkan arsip Majalah Tempo (versi online), ia pernah dihukum larangan bertanding oleh komisi disiplin liga karena disebut memperlihatkan alat vitalnya di depan pemain Petrokimia Putra (saat membela Pelita Jaya) di Galatama 1989.
Selain itu, Elly Idris juga pernah dituduh menerima suap pada Pra-Olimpiade 1987. Ia dituduh menerima suap bersama Bambang Nurdiansyah, Noach Maryen, dan Louis Mahodim saat Indonesia kalah 0-2 dari Singapura dan 0-3 dari Jepang (tidak terbukti dan telah dibantah oleh Bambang Nurdiansyah).