Andre Villas-Boas, Chelsea, Reli Dakar, dan Kebangkitannya di Ligue 1
Reli Dakar dan Kebangkitannya Bersama Marseille di Ligue 1
“Balapan adalah salah satu hasrat terpendam yang saya miliki sejak kecil dulu,” ujar Villas-Boas pada Red Bull jelang debutnya di Reli Dakar.
Dirinya melanjutkan dengan cerita mengenai pamannya yang sukses meraih trofi Camel dan sempat berpartisipasi dalam Paris-Dakar tahun 2000 lalu.
“Selain sepakbola, balapan adalah hal lain yang mengalir di dalam denyut nadi keluarga kami. Saya selalu berambisi untuk berpartisipasi di Reli Dakar dan mengikuti jejak paman saya,” katanya.
Pelatih papan atas yang namanya terlupakan ketika hengkang dari Liga Inggris ini kemudian secara resmi ikut berpartisipasi dalam salah satu reli terganas di dunia itu pada edisi tahun 2018.
Keputusannya untuk ikut dalam Reli Dakar membuat banyak pihak memprediksi jika karirnya di dunia kepelatihan telah habis dan dirinya dianggap tak bisa kembali pada levelnya dulu. Level di mana AVB disebut-sebut sebagai calon pelatih brilian di masa depan.
Untungnya, karirnya di reli hanya berjalan sangat singkat. Dirinya diputuskan tak bisa melanjutkan balapan usai Toyota Hilux yang dia kendarai bersama co-driver, Ruben Faria menabrak gumuk pasir pada etape ke-4 di Peru.
“Sangat disayangkan saya tidak bisa melanjutkan balapan. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah bagian yang saya harus jalani dari Reli Dakar,” tegasnya.
Sempat menjajal Baja TT do Pinhal—kompetisi reli lain—dan tak menuai kesuksesan, Villas-Boas kemudian memutuskan untuk kembali ke dunia yang membesarkannya: sepakbola.
Pada 28 Mei 2019, AVB resmi kembali ke dunia sepakbola usai menandatangani kontrak bersama Marseille dengan durasi 2 tahun. Sebuah keputusan yang membuat namanya kembali mulai mewangi.
Bermain pragmatis dengan strategi high press yang menguras energi, Villas-Boas langsung mencuri perhatian para fans Marseille. Tak perlu waktu lama, dirinya langsung ditahbiskan menjadi ikon baru di Stade Velodrome usai sukses membawa Les Olympiens kembali ke Liga Champions dan mengakhiri musim 2019/20 sebagai runner-up.
Marseille dibawanya bagkit dan menjadi tim terdekat di Ligue 1 yang memiliki kans besar untuk mengkudeta PSG di puncak klasemen. Sayang, pandemi Covid-19 yang mengancam dunia membuat otoritas liga memutuskan untuk menghentikan kompetisi meski jadwal masih berjalan sebanyak 28 pekan.
Tampaknya rasa cinta dan ambisi yang sempat luntur beberapa tahun lalu kembali hadir di dalam diri Villas-Boas. Dia mungkin gagal dalam dunia setir di Reli Dakar, namun saat ini dirinya berhasil menyetir Marseille kembali ke arah yang benar. Siap membawanya merusak dominasi PSG di Ligue 1 dan memberikan kejutan di Liga Champions musim depan.