FOOTBALL265.COM – LaLiga Spanyol 2019/20 memberikan kejutan tersendiri kala tim promosi, Granada mampu finis di posisi tujuh dan meraih satu tempat di kompetisi Eropa musim depan.
Musim 2019/20 memang banyak memberi kejutan. Dari tanah Inggris, ada tim promosi Sheffield United yang sempat mendobrak papan atas dan memberi tekanan ke klub-klub besar seperti Manchester United dan Chelsea.
Pun dengan LaLiga Spanyol musim ini. Granada yang merupakan tim promosi berhasil mengejutkan publik dengan tampil konsisten dan perkasa sehingga mampu meraih satu tempat di Liga Europa musim depan usai finis di posisi ke-7.
Keberhasilan Granda tentu terbilang mengejutkan. Di awal musim, tak ada yang menduga bahwa Granada bisa berbicara banya di LaLiga Spanyol 2019/20. Toh El Grana hanya tim promosi. Bertahan di kasta teratas saja sudah cukup hebat. Begitulah pikiran orang.
Namun Granada tetap merendah dan membuktikan kapasitasnya. Apalagi saat El Grana mampu membungkan tim kuat seperti Barcelona. Dari sanalah publik terhenyak. Granada bukanlah tim gurem.
Ada beberapa faktor mengapa Granada bisa membuat kejutan di LaLiga Spanyol 2019/20 dan tembus ke kompetisi Eropa dan mencapai semifinal Copa del Rey. Berikut faktor-faktornya.
1. Kehadiran Diego Martinez
Tak banyak yang mengenal Diego Martinez. Namun pelatih berusia 39 tahun ini menjadi pelatih termuda di LaLiga Spanyol 2019/20. Siapa sangka, di usia muda ia mampu menyulap wajah Granada.
Kariernya di dunia kepelatihan pun telah berjalan selama dua dekade. Ia pernah tergabung dalam jajaran kepelatihan di Sevilla dan Osasuna. Wajar jika pengalamannya terbilang segudang di usia muda.
2. Performa yang Konsisten
Jika ingin meraih kesuksesan, teruslah konsisten dengan perjuanganmu. Kalimat tersebut terbilang relevan untuk menggambarkan performa Granada musim ini.
Prestasi Granada tak didapat dari satu atau dua laga saja. Sejak awal musim, El Grana mampu tampil konsisten dan memenangkan tiga usai seri melawan Villareal dan takluk dari Sevilla di pekan-pekan awal. Granada pun tercatat tak pernah menelan kekalahan secara beruntun.